Semerbak khilaf ini senantiasa merisau di gelak-gelak cemburu, sikap yang tak layak menjadi hasrat tuk meminang setiap lengking yang aku tawarkan setiap waktu. dari embun penuh syahdu meratap matahari meluberkan degap yang kau simpan semalam. Mari coba melafalkan satu persatu janji yang kau lantun lalu, pernahkah kugariskan tuk membelah gunung? Namun hamburkan riak awan penuh galau yang tak pasti. Semestinya menepilah rindu.. bersandar ilalang yang tak sepoi bayu.. menidurkan lelap sekejap mata melirik senja yang sebentar tiba.
No comments:
Post a Comment