Padhang mbulan padhangé kaya rina
(Cahaya bulan yang terang benderang)
(Cahaya bulan yang terang benderang)
Rembulané kang ngawé-awé
(Rembulan yang seakan-akan melambaikan tangan)
(Rembulan yang seakan-akan melambaikan tangan)
Ngélikaké aja turu soré-soré
(Mengingatkan kepada kita untuk tidak tidur sore-sore)
(Mengingatkan kepada kita untuk tidak tidur sore-sore)
Syair diatas merupakan syair dari tembang dolanan padang bulan yang sering kita dengar terutama pada masyarakat suku jawa, tembang yang sering kita nyanyikan saat kita kecil dalam permainan bersama teman-teman kita dulu untuk menghidupkan malam dan mengisinya dengan keceriaan. Entah siapa yang menciptakan tembang ini, namun bilamana kita melihatnya dari sisi lain dalam tembang dolanan padang bulan mengandung makna religius (kagamaan) dengan pesan yang disampaikan agar kita hendaknya bersyukur kepada Alloh SWT, untuk menikmati keindahan alam, untuk menunjukkan rasa syukur itu kita diharapkan tidak tidur terlalu sore (Ngélikaké aja turu soré-soré) karena kita bisa mengisi dan menghidupkan malam dengan melaksanakan ibadah.
Berikut adalah Cara agar mudah Hidupkan malam (Ihya' Ulaill) yang saya posting ulang dari blog Pecinta Rasulullah :
1) Apabila masuk waktu maghrib, niatkan dalam hati kita untuk dapat bisa mendirikan Qiyammullail atau Ihya' Lail, yaitu selepas selesai sholat Maghrib .
'Para salafussoleh apabila mereka setelah sholat maghrib, mereka meniatkan qiyammullail'.
2) Biasakan diri kita agar tidak bercakap-cakap antara margrib dan Isya', kecuali setelah melakukan 6 rakaat *solat awwabin.
Kata Imam Al-Munzir dalam kitab At-Targrib wa At-Tarhib:
Dari Makhul.ra bahawa Rasulullah SAW sampaikan padanya dengan berkata:
'siapa yang bersholat 2 rakaat selepas sholat Maghrib(fardhu) sebelum berkata-kata, Dalam riwayat lain: 4 rakaat, diangkatkan sholatnya di illiyyin (derajat surga yang tertinggi)'.
Dari Abi Hurairah berkata:
Rasulullah s.a.w bersabda: 'Siapa sholat 6 rakaat selepas Maghrib(fardu) , tidak berkata diantara dengan sesuatu yang tidak baik, baginya sama seperti ibadah 12 tahun'.~Riwayat At-Tirmizi.
Faedah:
Para salafussoleh itu berebut-rebut dalam menyibukkan diri mereka dengan ibadah dan meninggalkan segala urusan dunia pada waktu itu.
Di Darul Mustafa(DM)/ Darul-Zahra Tarim Hadramaut:
Begitulah habib Umar bin Hafidz mengaturkan waktu buat kami. Selepas sholat Maghrib itu, setelah diberikan waktu untuk melakukan sholat-sholat sunnah, kemudian baru masing-masing ke halaqah Al-Quran masing-masing utk pembacaan Al-Quran selama setengah jam, setelah itu, membaca wirid hinggalah masuk waktu isya'.
Di Darul Mustafa/Darul Az-Zahra', Sayyidi Al-Habib Umar telah mentarbiyah kita dengan segala peraturan yang dicintai oleh Rasulullah s.a.w.Tiada peraturan yang disusun Beliau kecuali suatu yang dicintai Rasulullah s.a.w. Karena itu, kita ketahui bahwa Murabbina seorang pencinta Rasulullah s.a.w.
3) Setelah selesai menunaikan sholat sunnah, isikan waktu tersebut dengan ibadah khusus seperti Bacaan Al-Quran,wirid dan sebagainya.
4) Khususkan waktu antara Maghrib-Isya' pada waktu itu bermunajat kepada-NYA. Dan tepikan untuk sementara waktu (Maghrib-Isya') dari segala urusan dunia dan hubungan dgn manusia.
Kata Habib Umar Ibn Hafiz :
'Sayyidina Abu bakar meletakkan batu di mulutnya agar beliau tidak bercakap kecuali yang penting atau yang baik. kalau sayyidina Abu bakar yang sebegitu berbuat sedemikian, kita sebetulnya harus lebih perlu berbuat demikian'.
Allah...Hakaza tarbiyah ashabun Nabiyy!Sollu 'alaihi!
Kalau kita bisa berhasil berbuat yang demikian ini, (yaitu menahan diri dari bercakap-cakap antara magrib dan isya') selama dalam 40 hari berturut-turut, Insya Allah ia akan menjadi suatu kebiasaan seharian kita dan kita akan hanya (ditolong oleh Allah SWT) berbicara hanya pada saat-saat yang perlu di waktu-waktu lainnya. Jauh dari fudul al-kalam(berbicara yang berlebihan).
5) Sebelum tidur, Hendaklah menjaga adab-adab tidur seperti yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW, agar tidur kita diangkat dan dijadikan oleh Allah SWT sebagai ibadah bukan tidur ghaflah (lalai) dan supaya mudah untuk bangun Qiyammullail.
Kata Habib Umar:
'Man hafaza ??ala adabin Naum, soro naumuhu yaqazoh'.
(Siapa yang menjaga adab tidur, jadilah tidurnya itu tidur dalam keadaan yang sadar, tidak sia-sia umurnya).
Berikut adalah Cara agar mudah Hidupkan malam (Ihya' Ulaill) yang saya posting ulang dari blog Pecinta Rasulullah :
1) Apabila masuk waktu maghrib, niatkan dalam hati kita untuk dapat bisa mendirikan Qiyammullail atau Ihya' Lail, yaitu selepas selesai sholat Maghrib .
'Para salafussoleh apabila mereka setelah sholat maghrib, mereka meniatkan qiyammullail'.
2) Biasakan diri kita agar tidak bercakap-cakap antara margrib dan Isya', kecuali setelah melakukan 6 rakaat *solat awwabin.
*Sholat sunnah yang dikerjakan antara maghrib dan isya' dinamakan sebagai sholat awwabin.Boleh juga kita melakukan solat istikharah pada waktu ini agar apa-apa yang akan kita lakukan pada malam hari atas pilihan Allah.
Kata Imam Al-Munzir dalam kitab At-Targrib wa At-Tarhib:
Dari Makhul.ra bahawa Rasulullah SAW sampaikan padanya dengan berkata:
'siapa yang bersholat 2 rakaat selepas sholat Maghrib(fardhu) sebelum berkata-kata, Dalam riwayat lain: 4 rakaat, diangkatkan sholatnya di illiyyin (derajat surga yang tertinggi)'.
Dari Abi Hurairah berkata:
Rasulullah s.a.w bersabda: 'Siapa sholat 6 rakaat selepas Maghrib(fardu) , tidak berkata diantara dengan sesuatu yang tidak baik, baginya sama seperti ibadah 12 tahun'.~Riwayat At-Tirmizi.
Faedah:
Para salafussoleh itu berebut-rebut dalam menyibukkan diri mereka dengan ibadah dan meninggalkan segala urusan dunia pada waktu itu.
Di Darul Mustafa(DM)/ Darul-Zahra Tarim Hadramaut:
Begitulah habib Umar bin Hafidz mengaturkan waktu buat kami. Selepas sholat Maghrib itu, setelah diberikan waktu untuk melakukan sholat-sholat sunnah, kemudian baru masing-masing ke halaqah Al-Quran masing-masing utk pembacaan Al-Quran selama setengah jam, setelah itu, membaca wirid hinggalah masuk waktu isya'.
Di Darul Mustafa/Darul Az-Zahra', Sayyidi Al-Habib Umar telah mentarbiyah kita dengan segala peraturan yang dicintai oleh Rasulullah s.a.w.Tiada peraturan yang disusun Beliau kecuali suatu yang dicintai Rasulullah s.a.w. Karena itu, kita ketahui bahwa Murabbina seorang pencinta Rasulullah s.a.w.
3) Setelah selesai menunaikan sholat sunnah, isikan waktu tersebut dengan ibadah khusus seperti Bacaan Al-Quran,wirid dan sebagainya.
4) Khususkan waktu antara Maghrib-Isya' pada waktu itu bermunajat kepada-NYA. Dan tepikan untuk sementara waktu (Maghrib-Isya') dari segala urusan dunia dan hubungan dgn manusia.
Kata Habib Umar Ibn Hafiz :
'Sayyidina Abu bakar meletakkan batu di mulutnya agar beliau tidak bercakap kecuali yang penting atau yang baik. kalau sayyidina Abu bakar yang sebegitu berbuat sedemikian, kita sebetulnya harus lebih perlu berbuat demikian'.
Allah...Hakaza tarbiyah ashabun Nabiyy!Sollu 'alaihi!
Kalau kita bisa berhasil berbuat yang demikian ini, (yaitu menahan diri dari bercakap-cakap antara magrib dan isya') selama dalam 40 hari berturut-turut, Insya Allah ia akan menjadi suatu kebiasaan seharian kita dan kita akan hanya (ditolong oleh Allah SWT) berbicara hanya pada saat-saat yang perlu di waktu-waktu lainnya. Jauh dari fudul al-kalam(berbicara yang berlebihan).
5) Sebelum tidur, Hendaklah menjaga adab-adab tidur seperti yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW, agar tidur kita diangkat dan dijadikan oleh Allah SWT sebagai ibadah bukan tidur ghaflah (lalai) dan supaya mudah untuk bangun Qiyammullail.
Kata Habib Umar:
'Man hafaza ??ala adabin Naum, soro naumuhu yaqazoh'.
(Siapa yang menjaga adab tidur, jadilah tidurnya itu tidur dalam keadaan yang sadar, tidak sia-sia umurnya).
...oO)W(Oo..
MENGHIDUPKAN MALAM DENGAN QIYAMUL LAIL
oleh Sholat Tahajud by Qiyamul lail ·
Oleh: Abu Mas’ud alKadiriy (Buletin Al-Furqon)
Wahai saudaraku—semoga Alloh SWT meneguhkan kita di atas jalan-Nya yang lurus—suatu ketika Rosululloh SAW mengatakan kepada salah seorang sahabatnya yang bernama Robi’ah bin Ka’ab al-Aslami :
“Wahai Ka’ab, mintalah kepadaku.”
Lantas dengan polos dia menjawab:
“Wahai Rosululloh, aku ingin bisa menemani engkau di surga.”
Maka Rosululloh n bertanya lagi kepadanya:
“Adakah selain itu?”
Maka dia menjawab lagi:
“Wahai Rosululloh, hanya itulah permintaanku.”
Kemudian Rosululloh SAW menjawab:
“Wahai Ka’ab, bantulah aku dengan memperbanyak sujud!” (HR.Muslim: 489)
Imam an-Nawawi berkata: “Yang dimaksud memperbanyak sujud adalah memperbanyak sholat {1}.” (Syarah Shohih Muslim kar. Imam an-Nawawi:2/238)
Sholat sunnah mempunyai peranan yang sangat penting ketika hari penghitungan amal nanti. Ia berperan sebagai penyempurna bagi kewajiban-kewajiban yang kita lalai dalam menunaikannya. Sholat sunnah banyak sekali ragamnya tetapi yang paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat malam (qiyamul lail).{2}
Karena begitu penting dan utamanya, Alloh SWT menyebutkan di banyak tempat dalam kitab-Nya.{3}
Wahai saudaraku yang kucintai, pada edisi kali ini kita akan membahas tentang sholat malam, dengan berharap semoga kita termasuk hamba-hamba Alloh SWT yang menghidupkan malam-malamnya dengan sujud dan berdiri dalam rangka mencari ridho Alloh. Semoga bermanfaat.
Hukum, Waktu dan Jumlah Roka’at Sholat Malam
Hukum sholat malam adalah sunnah muakkad. Waktunya dimulai setelah sholat isya‘ sampai dengan sebelum waktu sholat subuh. Boleh dikerjakan di awal waktu, tengah, ataupun akhir waktu. Akan tetapi, waktu yang paling utama adalah sepertiga malam yang terakhir di mana pada waktu itu tidaklah bangun untuk mengerjakan ibadah kepada Alloh SWT kecuali sangat sedikit. Dan pada waktu itulah Alloh SWT turun ke langit dunia seraya berkata:
“Aku adalah Raja, Aku adalah Raja, barang siapa yang berdo’a kepada-Ku maka akan Kukabulkan do’anya, dan barang siapa yang meminta kepadaKu maka akan Kuberi, dan barang siapa yang meminta ampun kepada-Ku maka akan Kuampuni dosa-dosanya.” (HR. al-Bukhori: 1145)
Sedangkan jumlah roka’atnya, paling sedikit adalah 1 roka’at berdasarkan sabda Rosululloh SAW: “Sholat malam adalah 2 roka’at (salam) 2 roka’at (salam). Apabila salah seorang di antara kamu khawatir akan datangnya waktu shubuh maka hendaklah dia sholat 1 roka’at sebagai witir baginya.” (HR. al-Bukhori: 990, Muslim: 749).
Dan yang paling sering dikerjakan oleh Rosululloh SAW adalah 11 roka’at berdasarkan perkataan Aisyah: “Tidaklah Rosululloh SAW sholat malam pada bulan Romadhon ataupun bulan yang lainnya lebih dari 11 roka’at.” (HR. al-Bukhori: 1140, 1147 dan Muslim: 738)
Akan tetapi, jumhur (mayoritas) ulama salaf (terdahulu) dan kholaf (belakangan) berpendapat akan bolehnya sholat malam lebih dari 11 roka’at. Namun, yang lebih utama adalah 11 roka’at. Oleh karena itu, al-Qodhi ’Iyadh berkata:
“Tidak ada khilaf (perbedaan pendapat ulama) bahwasanya tidak ada batasan, tidak boleh lebih atau kurang dari itu. Karena sholat malam termasuk salah satu bentuk ketaatan yang makin bertambah jumlahnya makin banyak pula pahalanya. Khilaf itu terjadi hanya pada perbuatan Nabi SAW dan apa yang beliau pilih untuk dirinya.” (Shohih Fiqhis Sunnah karangan Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim: 1/414)
Tata Cara Mengerjakannya
Sholat ini boleh dikerjakan 2 roka’at salam, 2 roka’at salam, dan diakhiri dengan 1 roka’at witir. Dan boleh juga dikerjakan 4 roka’at salam, 4 roka’at salam, dan ditutup dengan 3 roka’at witir, atau dengan cara yang lainnya.
Akan tetapi, yang lebih utama 2 roka’at salam, 2 roka’at salam sebagaimana hadits riwayat Imam al-Bukhori dan Imam Muslim di atas.
Adab-Adab Mengerjakan Sholat Malam
Di antara adab-adab mengerjakan sholat malam {4} adalah:
1. Bersiwak atau menggosok gigi sebelum mengerjakannya. (HR. al-Bukhori: 246 dan Muslim: 255)
2. Memulainya dengan 2 roka’at yang ringan, karena hal ini bisa menambah giat dan semangat untuk roka’at-roka’at berikutnya. Dan jikalau tidak dimulai dengan 2 roka’at yang ringan juga tidak apa-apa. (HR. Muslim: 767)
3. Boleh mengerjakannya dengan berdiri, duduk, atau berdiri dan duduk.(HR. al-Bukhori: 1118 dan Muslim: 735)
4. Kadang membaca dengan jahr (suara keras) dan kadang dengan sirr(suara lirih).(HR. Muslim: 307)
5. Membangunkan keluarga untuk mengerjakan qiyamul lail. (HR. AbuDawud: 1308, dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’: 3488)
6. Berbaring sebentar setelah qiyamul lail dan sebelum fajar, supaya ada
pemisah di antara keduanya. Selain itu akan menambah semangat dan kesegaran untuk menjalankan sholat subuh. (HR. Bukhori: 1146)
7. Dibenci bila meninggalkannya bagi orang yang sudah terbiasa mengerjakannya. (HR. al-Bukhori: 1152)
Keutamaan Qiyamul Lail (Sholat Malam)
Sebenarnya banyak sekali nash-nash baik dari al-Qur‘an maupun hadits yang menjelaskan keutamaan sholat ini tetapi kami hanya bisa menyebutkan beberapa saja. Mudah-mudahan bisa menjadi motivator (pendorong) kita untuk lebih giat menghidupkan malam-malam kita dengan qiyamul lail.
Diantara keutamaan itu adalah:
1. Qiyamul lail merupakan ciri khas hamba-hamba Alloh SWT yang bertaqwa.(Baca Surat al-Furqon [25]: 63-64, as-Sajdah [32]: 15-17, adz-Dzariyat [51]: 15-18)
2. Akan disediakan baginya surga yang di dalamnya ada ruangan yang luarnya bisa terlihat dari dalam dan dalamnya bisa terlihat dari luar. (HR. Ibnu Hibban: 509 dan dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’: 2123)
3. Qiyamul lail adalah ibadah sholat yang paling utama setelah sholat fardhu. (HR. Muslim: 1163)
4. Penghapus dosa dan kesalahan. (HR. at-Tirmidzi: 2616, dishohikan al-Albani dalam Shohih wa Dho’if al-Jami’: 7528)
5. Meninggikan derajat di surga. (HR. Muslim: 488)
KiatKiat untuk Qiyamul Lail {5}
1. Berusahalah untuk tidur siang dan tidur di awal malam. Jangan begadang malam yang tidak bermanfaat bagi dunia dan akhirat kita. Serta bertekadlah yang kuat untuk bangun malam.
2. Hilangkan dari benak kita perasaan sulit dan berat, karena anggapan tersebut bisa melemahkan semangat kita. Mulailah secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan tingkat kemampuan kita. Jangan langsung memaksakan diri melakukan qiyamul lail sampai kaki bengkak seperti Rosululloh SAW. Jangan pula sholat dengan membaca tiga juz penuh dalam satu roka’at kalau memang yakin belum mampu. Mulailah dengan yang mudah-mudah saja. Bangun setengah jam sebelum subuh lalu sholat dua roka’at kemudian witir 1 roka’at. Tidak perlu memaksakan diri bangun jam dua pagi, sholat berlama-lama, dan menghafalkan do’a-do’a yang biasa dibaca oleh Rosululloh SAW pada saat qiyamul lail. Jangan lakukan terlebih dahulu. Simpan semua cita-cita luhur itu dan mulailah membuat sebuah langkah kecil. Kecil tetapi konsisten, insya Alloh lebih disukai Alloh SWT.
3. Lihatlah kisah-kisah salaf dalam mengerjakan qiyamul lail baik dalam keadaan sehat ataupun sakit, waktu tidak dalam perjalanan ataupun ketika sedang safar. Dengan mengetahui kisah-kisah mereka hati kita akan tergugah dan terketuk untuk meniru mereka.
4. Kurangilah banyak tertawa, senda gurau, dan banyak mengobrol ke sana kemari tak tentu arah karena hal itu bisa melalaikan hati dan membuatnya keras bahkan bisa mematikannya.
5. Gunakan alarm serta berpesanlah pada teman atau keluarga kita untuk membangunkan kita pada waktu yang kita inginkan.
6. Do’a merupakan senjata kaum muslimin. Maka berdo’alah kepada Alloh SWT supaya membantu kita dalam qiyamul lail karena tidak ada daya dan upaya tanpa bantuan dan pertolongan Alloh SWT.
Nasihat
Wahai saudaraku—semoga Alloh SWT memberikan petunjuk-Nya kepada kita—seharian penuh kita telah disibukkan dengan urusan dunia. Sisihkan dan luangkan waktu malam kita untuk bermunajat kepada Alloh SWT dan meminta ampunan atas segala kesalahan yang telah kita perbuat pada siang harinya. Akankah waktu yang sangat mustajab di kala Alloh SWT turun ke langit dunia itu kita lewatkan berlalu begitu saja tanpa kita isi dengan ketaatan kepada Alloh SWT? Tidak malukah kita kepada hewan-hewan yang bertasbih dan berdo’a kepada Alloh SWT di kala itu?
Akhirnya, semoga Alloh SWT mengampuni semua dosa kita dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada kita, ilmu yang membuahkan amal yang kelak mengantarkan kita ke surga-Nya. Aamiin.
Allohu A’lamu bish-showab.
Catatan Kaki:
{1} Yang dimaksud sholat di sini adalah sholat tathowwu’ (sunnah). Lihat Subulus Salam karangan Imam ashShon’ani: 2/6, Taudhihul Ahkam kar. Abdulloh bin Abdirrohman @lu Bassam: 2/377.
{2} Lihat HR. Muslim: 1163.
{3} Baca Surat alFurqon [25]: 6364, asSajdah [32]: 1517, adzDzariyat [51]: 1518.
{4} Lihat Shohih Fiqh Sunnah kar. Abu Malik Kamal bin asSayyid Salim: 1/401413
{5} Lihat Kaifa Tatahammasu Liqiyami alLail kar. Abul Qo’qo’ Muhammad bin Sholih