apapun ada mu, apapun ada ku, adalah sunyi
apakah ia hujan , ia angin, ia pagi, ia senja
apapun menjelma seketika
sekelebat terhempas dahan kering
menanggalkan daun-daun semusim
yang kutitipkan pada angin
dan hilang tak lagi berserakan bersama sobekan puisi tentang mu
apakah ia hujan , ia angin, ia pagi, ia senja
apapun menjelma seketika
sekelebat terhempas dahan kering
menanggalkan daun-daun semusim
yang kutitipkan pada angin
dan hilang tak lagi berserakan bersama sobekan puisi tentang mu
aku hanya mengakhiri resah
yang kian terlelap membunuh waktu
yang lama menjadi hujan sengaja menipu awan
hanyalah jejak keraguan sebelum tanah menjadi basah
kerap kita hanya menduga dengan memadamkan kata
entah bahasa apa yang digunakan lentera
hingga bisa membinarkan masa berdamai dengan sepi
untuk kita kembali belajar membaca
perlahan mengeja peristiwa melafalkan rasa
dan mampu menempatkan titik koma serta tanda tanya
No comments:
Post a Comment