Aku menyebar mawar di pipinya dengan melihat,
mataku berhak untuk menuai hasil tanamannya.
Tetapi jika ia menolak, maka giginya yg seputih kamomil akan menjadi kerugianku,
bukan pertukaran yg buruk jika seseorang diberikan permata, daripada bunga.
Mereka berkata, "air matamu yg mengalir berwarna merah."
Aku menjawab, "Air mata itu mengalir karena sebab-sebab yg terlampau kecil jika dibandingkan dengan gemuruh hasratku,
Aku membunuh kantuk di kelopak mataku untuk menghibur tamu-gaibku, dan oleh karenanya air mataku mengalir berdarah di atas pipiku.
:: Ibn Al-Faridh
----------------------------------------------------------
Engkau bawa lari hatiku ketika ia adalah keseluruhan,
Sekarang, dalam embusan napasku yg terakhir,
kembalilah dalam bentuk cabikan!
Wahai engkau yg dengan curang mencuri hatiku,
teganya engkau tidak membiarkannya mengikuti bagian tubuhku yg lain yg engkau pinjamkan?
Sebagian dari tubuhku dibuat cemburu kepadamu oleh bagian tubuhku yg lain,
dan lahiriahku dengki dengan batiniahku karena engkau ada di sana.
Aku begitu terbuang oleh ketiadaan cinta hingga mereka yg datang membesukku kehilangan jalan mereka,
karena bagaimana para pembesuk itu bisa melihat seseorang yg tak memiliki bayangan?
:: Ibn Al-Faridh
----------------------------------------------------------
Ketika aku kehabisan cintanya,
aku dihidupkan olehnya,
melalui keberlimpahan penyangkalan diri dan kekuranganku.
Inilah Cinta!
Jagalah hatimu.
Gairah bukanlah benda yg bercahaya,
dan oleh karenanya ia yg terbuang tidak akan memilihnya ketika ia sadar.
Dan hidup yg bebas khayalan,
karena kenikmatan cinta adalah dukacita,
permulaannya adalah penyakit dan titik akhirnya adalah kematian.
Tetapi,
aku pikir,
kematian karena gairah cinta adalah kehidupan yg diberikan kepadaku oleh kekasihku sebagai suatu anugerah.
Jika pemisahan adalah pelindungku darimu,
dan jika tiada jarak diantara kita,
aku memandang pemisahan itu sebagai penyatuan.
Penolakan hanya berarti cinta,
asalkan ia bukan benci,
dan hal yg tersulit,
dengan hanya mengecualikan kebencianmu,
dengan mudah bisa diatasi.
Siksaan yg kau timpakan padaku terasa nikmat,
dan ketidakadilan yg ditakdirkan oleh Cinta yg engkau lakukan padaku adalah keadilan.
Dan kesabaranku,
kesabaran dengan atau tanpamu,
kepahitannya selamanya terasa manis bagiku.
:: Ibn Al-Faridh
----------------------------------------------------------
Aku tahu bahwa Sulaima tinggal di Lembah Demesne, dimana orang yg kasmaran tengah dimabuk cinta!
Sudahkah guntur bertubrukan dengan pancaran ledakan di La'la', dan sudahkah hujan memancur dari mendung yg memenuhinya?
Dan haruskah secara terang-terangan aku turun ke perairan Al-Udzaib dan Hajir, ketika misteri malam diproklamirkan oleh fajar?
Dan adakah bukit pasir yg hijau di lahan persinggahan di Al-Wa'sa? Dan adakah kesenangan yg melintas disana akan kembali?
Dan, wahai sobat di Al-Naqa, adakah seseorang di Bukit Najd yg bisa dihubungkan denganku, untuk menunjukkan apa yg dibawa tulangku?
Dan pada lereng pasir di Sal, apakah mereka menanyakan kabar pecinta yg kasmaran di Kazhima dan berkata, "Bagaimana nafsu mengatasi dirinya?"
Dan apakah bebungaan tengah dipisahkan dari cabang semak-semak, dan di Hijaz adakah semak dengan buah beri yg sudah masak?
Dan tamarisks di tikungan lembah, apakah berbuah lebat, dan apakah mata Sang Waktu tidak melihatnya?
Dan adakah perempuan-perempuan cantik di 'Alij yg melihat malu-malu dengan mata terbelalak, seperti yg pernah kulihat sekali, atau apakah hal itu sia-sia?
Dan apakah rusa dari Dua Padang Rumput masih tinggal disana sejenak setelah kita, atau adakah sesuatu yg tidak memperbolehkan mereka untuk tinggal?
Dan akankah gadis-gadis di Al-Ghuwair menunjukkan padaku tempat tinggal Nu'm-ku di musim semi? Betapa mengasyikkan tempat hunian itu!
Dan masihkah teduhnya pohonmu di sebelah timur Dharij menyebar luas? karena air mataku telah menyiraminya. Dan adakah Syi'b 'Amir berkembang setelah kepergian kita, dan akankah suatu hari nanti ia menyatukan orang-orang kasmaran itu?
***
Ketika teman karibku di Makkah berpikir tentang Sulaima, mereka mungkin akan merasakan nyala dingin yg dihindari oleh sobat-sobat mereka,
Dan mungkin malam-malam indah yg berlalu akan datang kembali pada kita, sehingga seseorang yg berharap bisa memenangkan harapannya,
Dan mereka yg berduka bisa bahagia, mereka yg patah hati bisa bangkit kembali, mereka yg merindu bisa bergembira, dan mereka yg mendengarkan akan digetarkan oleh sukacita.
:: Ibn Al-Faridh
----------------------------------------------------------
Meski ia pergi, tetapi setiap bagian ragaku melihatnya
Dalam setiap pesona, keagungan, dan keindahan:
Dalam irama kecapi dan buluh yg mengalir
Berpadu dengan angin yg mendayu;
Dan di lembah hijau di mana dalam dinginnya malam
Rasa menjelajah sambil berburu, atau di kala merekahnya pagi;
Dan tempat di mana kumpulan awan membiarkan air hujan jatuh
Di atas hamparan bunga yg tengah bersemi;
Dan tempat di mana rekah fajar bergulir pelan
Angin sepoi-sepoi mengantarkan balsemnya yg termanis kepadaku;
Dan tatkala berciuman, dari mulut wadah yg besar
Kutenggak embun anggur di bawah teduh yg menyenangkan
:: Ibn Al-Faridh
----------------------------------------------------------
Ketika mata bertemu dengan jiwa dalam hiru-pikuk perang,
Aku adalah orang yg terbunuh, dan membunuhku bukanlah suatu kejahatan.
Pada pandangan pertama, sebelum bersemi cinta didalam diriku,
Aku bersumpah demi semua keindahan yg agung itu.
Tuhan memberkati hati yg tersiksa, yg menyeru,
Dan pelupuk mata yg tidak akan dibiarkan oleh nafsu untuk terkatup,
Dan tulang rusuk yg kelihatan kecil,
Kebengkokannya sangat dekat dengan terbentuknya kelurusan
Dengan sinar di dalamnya,
Dan lautan air mata yg tak pernah bisa kuhindari
Kecuali untuk gemuruh keluh!
Betapa baiknya penyakit yg menyembunyikan
Diriku dari diriku sendiri, bukti loyalitasku dari cinta!
Meski setelah malam penuh derita datang fajar yg penuh sengsara,
Ia tidak dapat berpindah
Sekali untuk memupuskan spiritku: aku tak pernah berseru
Kepada penderitaan, "Lenyaplah!"
Aku merindu setiap hati yg digoyang oleh gairah,
Dan setiap lidah yg ditangkaskan wicaranya oleh cinta,
Dan setiap telinga yg tuli yg berhenti mengomel,
Dan setiap kelopak mata yg tidak terjatuh dalam tidur yg panjang.
Berpindahlah ke cinta yg tak memiliki mata yg meluluh!
Berpindahlah pada cahaya yg tidak dihindari oleh kekaguman!
:: Ibn Al-Faridh
----------------------------------------------------------
Disembunyikan dari para pembesuknya, hanya terlihat
Laksana kain lusuh setelah dibentangkan.
Cinta yg benar-benar agung telah menumbangkan tulang belulangku, dan tubuhku terhempaskan, semuanya kecuali dua bagian terkecilku.
Aku begitu merasakan gairah akan dirimu hingga jika kekuatan semua orang yg mencintai menanggung setengah bebannya, mereka pasti akan kelelahan.
Tulang-belulangku dirontokkan dua kali oleh gairah, dengan kekuatan yg sama besarnya dengan kantuk yg menyerang pelupuk mataku atau kekuatan atas kelemahanku.
:: Ibn Al-Faridh
----------------------------------------------------------
Edarkanlah Nama Kekasihku hanya jika menyalahkanku,
karena pembicaraan tentang kekasihku adalah anggurku.
Bahwa ia mungkin mendengar celotehku, meski ia jauh,
sebagaimana bayangan dipanggil oleh kesalahan, bukan oleh tidur.
Karena namanya dalam segala hal adalah manisan untukku,
bahkan jika para penudingku berbaur dalam pertengkaran.
Aku pikir, ia yang menyalahkanku mengabarkan padaku berita gembira tentang kesenangannya, meski aku tidak berharap untuk menerima salamku kembali.
Tetapi, pada satu sisi, aku menganggapmu sebagai penolongku,
meski engkau akan menyakitiku dengan sengatan amarahmu,
jika aku mematuhimu.
Engkau memberiku kebaikan yg tak kusadari,
dan jika engkau salah menempa,
tetapi engkau pelaku yg paling sempurna
Hantu yg mengunjungiku sepanjang kesalahan mendekatkan Sang Kekasih pada mata telingaku yg terjaga, kendati ia tinggal di tempat jauh.
Dan cacianmu adalah unta-unta Kekasihku yg menyambangiku ketika pendengaranku adalah mataku.
Engkau sendiri kelelahan, dan aku disegarkan oleh penyebutan tentangnya, sehingga aku menganggapmu memaklumi gairahku.
Oleh karena itu, sungguh mengagumkan mereka yg menyalahkannya karena cintanya dengan sanjungan satiris dengan lidah pendakwa yg bersyukur.
:: Ibn Al-Faridh
----------------------------------------------------------
Ibn al-Farid atau Ibn Farid bahasa Arab: عمر بن علي ابن الفريد (`Umar ibn 'Alī ibn al-Fārid) (1181-1235) adalah seorang penyair Arab.
Dia dilahirkan di Kairo, tinggal selama beberapa waktu di Mekkah dan meninggal di Kairo. Puisinya secara menyeluruh mengikuti aliran Sufi, dan dia termasuk penyair Arab yang paling luar biasa.
Puisi Shaykh Umar Ibn al-Farid dianggap oleh banyak orang sebagai puncak bahasa Arab, meskipun secara mengherankan dia secara luas tidak diketahui di dunia Barat. (Rumi dan Hafiz, mungkin yang dikenal yang terbaik di sebelah barat penyair Sufi luar biasa, keduanya menulis terutama di dalam bahasa Parsi, tak ada dalam bahasa Arab.) Dua karya agung Ibn al-Farid adalah Ode Minuman Anggur, meditasi indah tentang "minuman anggur" kebahagiaan luar biasa, dan Puisi Jalan Sufi, eksplorasi dalam pengalaman rohani sepanjang jalur Sufi dan barangkali yang paling panjang sepanjang sejarah puisi di bahasa Arab. Puisinya sudah mengilhami berbagai ulasan rohani sepanjang berabad-abad.
Sumber Artikel:
http://www.kaskus.us/showthread.php?p=496364807
http://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_al-Farid
Sumber Gambar:
by ahermin@deviantart.com
http://andrejkoymasky.com/liv/fam/bioi1/ibnal01.jpg