مَتَى أَطْلَقَ لِساَنَكَ بِالطَّلَبِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ يُرِيْدُ أَنْ يُعْطِيَكَ
“Ketika lisanmu digerakkan untuk meminta, berarti Dia hendak memberimu.”
Bergembiralah, lidahmu tidak lagi kelu dan engkau terbebas dari rasa malu. Percayalah, tidak setiap orang mudah meminta kepada-Nya, karena mereka sudah terlanjur mudah mengeluh kepada selain-Nya. Jika lisanmu menjadi begitu mudah meminta kepada-Nya, engkau pasti menjadi hamba-Nya yang terus menemukan aliran rahmat dan karunia-Nya. Meminta bukan hanya saat menghadap-Nya dalam ibadah ritualmu. Tetapi meminta sebagai sikap batin yang hidup, di mana pun engkau berada. Kebaikan makhluk-Nya tidak akan menjadi tabir bagimu untuk senantiasa merengkuh kebaikan-Nya. Berdoalah di mana pun engkau berada, sebab setiap doa menghadirkan jarak yang dekat antara penerima (hamba) dan pemberi (Allah). Siapa yang sering menyapa, dia akan menjadi makin akrab dengan-Nya setiap berjumpa.
Tak pernah sekejab mata pun hamba tidak membutuhkan Tuhan Swt. Rasul Saw. selalu berdoa, “Ya Allah, janganlah Engkau memasrahkanku pada diriku sendiri sekejap mata pun atau kurang dari itu, dan perbaikilah seluruh keadaanku.” Saat manusia dipasrahkan kepada dirinya sendiri, ia dipasrahkan kepada yang lemah dan miskin. Malapetaka yang sering menimpa kaum Muslimin adalah persoalan tergesa dalam berdoa. Rasulullah Saw. bersabda, “Tuhan akan mengabulkan doa salah seorang dari kalian bila kalian tidak tergesa-gesa.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana ketergesaan itu, Rasulullah?” Beliau menjawab, “Dia mengatakan, ‘Aku telah berdoa dan berdoa, tapi tak dikabulkan.” Manusia harus senantiasa berdoa kepada Tuhan, meskipun permohonannya tidak segera dikabulkan, mungkin Tuhan ingin mendengarkan suara hamba ini, mungkin Tuhan ingin mendengarkan suaranya. Karena jika Dia langsung mengabulkan doamu, engkau tidak lagi berdoa, atau suara permohonanmu melemah, atau engkau menjadi malas berdoa dan memohon, ibadah, shalat malam, melakukan ketaatan, atau memohon orang shaleh untuk mendoakanmu, karena insya Allah doa orang shaleh untuk saudaranya yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi akan terkabul. Jadi, seorang hamba tidak boleh tergesa-gesa dalam berdoa. Ini yang pertama. Yang kedua, terkadang seorang hamba merasa pesimis terhadap dirinya sendiri, “Apakah Tuhan akan mengabulkan doaku?!”, “Apakah Tuhan akan mengabulkan doa orang sepertiku?!” Allah Swt. berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS 40 : 60). Orang Muslim harus senantiasa berdoa kepada Tuhan. “Apakah Tuhan kita dekat hingga kita bisa bermunajat kepada-Nya, wahai Rasulullah? Ataukah jauh hingga kita perlu memanggil-Nya?” Allah berfirman, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS 2 : 186).
Hamba perlu berdoa kepada Tuhan dalam segala hal, baik besar maupun kecil. Banyak hamba yang hanya berdoa kepada Tuhannya saat tertimpa kesulitan. Akrablah dengan Allah pada saat sejahtera, Dia akan akrab denganmu saat sulit. Kenallah Allah saat sehat, Dia akan kenal kamu ketika sakit. Kenallah Allah saat muda, Dia akan mengenalmu ketika tua. Kenallah Allah di dunia, Dia Swt. tidak akan melupakanmu di akhirat. Dia akan melimpahimu dengan keutamaan-Nya, kemurahan-Nya, dan rahmat-Nya.
Kata Ibnu Atha’, “Ketika lisanmu digerakkan untuk meminta, berarti Dia hendak memberimu.” Beberapa orang tidak mau meminta kepada Allah Swt. dengan berpedoman pada perkataan Nabi Ibrahim as., “Pengetahuan-Nya tentang diriku tidak memerlukan permohonanku.” Tidak, sobat. Doa adalah inti ibadah. Jika engkau berkali-kali minta kepada manusia, mungkin ia akan jemu. Tapi, Allah Azza wa Jalla akan marah, ketika hamba tidak meminta dan berdoa kepada-Nya. Selama hamba mau mengangkat kedua tangannya dengan niat yang ikhlas, Allah Azza wa Jalla merasa malu mengembalikannya dengan tangan kosong. Pemberian dan kemurahannya tersedia untuk seluruh manusia. Karena itu, saat engkau mendapati dirimu mulai memanjatkan doa, ketahuilah bahwa Allah Swt. ingin membuka pintu pemberian kepadamu. Jarak antara langit dan bumi adalah doa mustajab. Kita hanya perlu memilih waktu yang tepat, seperti sepertiga malam yang akhir dan saat sujud. Semua itu adalah kesempatan yang baik. Seumpama ada orang bekerja di perusahaan, kemudian diumumkan bahwa presiden direktur akan memenuhi semua permintaan karyawan pada pukul dua siang, seluruh karyawan pasti akan berebut bertemu presiden direktur dan mengajukan permohonan mereka pada waktu itu supaya dipenuhi. Bagaimana dengan Allah Azza wa Jalla?! Dia Swt. turun setiap malam kala tersisa sepertiga malam yang terakhir untuk memenuhi kebutuhan hamba. Kemudian waktu-waktu mustajab lain adalah pada akhir shalat, saat di antara adzan dan iqamah, ketika hujan turun, waktu menjenguk orang sakit, doa seorang mukmin bagi saudaranya dalam sunyi, dan doa orang tua bagi anak-anak mereka, semua ini adalah kondisi doa mudah dikabulkan. Dalam berdoa seorang hamba juga harus yakin bahwa doanya pasti dikabulkan. Dia harus benar-benar yakin bahwa doa ini pasti akan dikabulkan oleh Allah Swt. Dia memulai doa dengan memuji Allah Swt., dan mengucapkan shalawat kepada Rasulullah Saw. Kemudian mengakhiri doanya juga dengan shalawat kepada Rasulullah Saw. Jika doa kita diawali dan diakhiri dengan shalawat kepada Rasul Saw., seratus persen shalawat kita kepada Rasulullah Saw. akan diterima oleh Allah Swt., dan Allah Swt. tidak akan membiarkan apa yang berada di antara dua shalawat itu. Inilah etika berdoa.
Allah Swt. akan memudahkanmu dalam hal pemberian saat Dia memudahkanmu dalam berdoa. Sobat, jika engkau meminta sesuatu yang besar, mintalah kepada Yang Maha Besar. Apabila engkau menemui milyarder, jangan katakan, “Beri aku sepuluh ribu rupiah.” Bagaimana jika yang engkau minta adalah Tuhan Swt. yang perbendaharaan-Nya tidak pernah habis? Dia bisa memberi sekehendak-Nya. Yang Maha Pemurah hanya bisa memberi, tanpa pernah bertanya berapa yang Ia beri dan siapa yang Ia beri. Allah-lah Yang Maha Memberi rizki dan Maha Kaya. Manusia-lah yang membutuhkan kepada Allah Swt.
Sumber: http://fuddincute.wordpress.com/2011/01/08/142/
Sumber: http://fuddincute.wordpress.com/2011/01/08/142/