membicarakan diri sendiri... sertakan engkau didalamnya
datanglah kemari berbincang dan berdendang riang
sembari menabuh riuh genderang
lalu berputar-putar
kain berkibar tanda semakin kita berkobar
namun tak seperti api yang melahap saja kayunya
bukanlah hujan tiba-tiba mengguyurkan
angin yang bertautan mendesirkan amanah darimu dariku
keharmonisan semakin hilangkan dulu dulu
luruh hening sahaja buaikan takjubnya
sedari dulu aku tak seperti ini
relakan sedikit waktu untuk bercumbu
lesatkan ruhku
Saturday, January 23, 2010
tak ingin di sini
Matahari? Engkau di mana?
Awan? Engkau kemana?
Deras telah bergegas menggilas
Tak tahukah kalian telah dkelabuhi, ujarku
Karena keinginan tak ingin terlewatkan, rayuku
Kenapa pun menggeram, awan smakin menghitam
Aku bukan tak ingin di sini
Justru hujan hujani ku akan hujan hujan yang lalu
20 Januari Rab pukul 15:50 WIB
Awan? Engkau kemana?
Deras telah bergegas menggilas
Tak tahukah kalian telah dkelabuhi, ujarku
Karena keinginan tak ingin terlewatkan, rayuku
Kenapa pun menggeram, awan smakin menghitam
Aku bukan tak ingin di sini
Justru hujan hujani ku akan hujan hujan yang lalu
20 Januari Rab pukul 15:50 WIB
Saturday, January 16, 2010
itu yang kau janjikan
melati di semak itu dulu dalam belantara cemburu
sampai kapan kau biarkan wangi berserakan?
sampai waktu mencekikmu...? kuharap kau baik-baik saja
karena sesuatu buatku menggebu
begitu girang riuhkan sepi malam
begitu garang menantang siang
kapan dermaga ini kau labuh
tak pernah mencobakah sekali lemparkan sauh.. meski beribu jauh
berhamburan burung-burung tak letih kepak bawah awan
sesegera menukik mencakar ujung suar
aku hanya berputar kini
membingungkan bumi melawan rotasi
bergasing hingga terasing gumam sendiri
namun hanya sekian dulu.. waktu itu lenyapkanku
kutuliskan saja di tebing kamar ini
guratan khayal merobek-robek malam
acuhkan guraunmu sangat bingkaikan ruh ku
seperti jengkerik kini kudengar yang tak katakan maksudnya
sebuah nyanyian pun tangisan
seperti halnya diriku yang tak sadarkan sadurku
esok mentari belum berjanji menutup malam
kemanakah sela masa akan kuhabiskan
perjalanan.....
singgahkan sejenak tuk menjemur peluh
atawa sekedar menitipkan bening mata rasa
melati tebarkan wangi... bukan memabukkan
itu yang kau janjikan...
16 Januari 2010 - 03.23 WIB
sampai kapan kau biarkan wangi berserakan?
sampai waktu mencekikmu...? kuharap kau baik-baik saja
karena sesuatu buatku menggebu
begitu girang riuhkan sepi malam
begitu garang menantang siang
kapan dermaga ini kau labuh
tak pernah mencobakah sekali lemparkan sauh.. meski beribu jauh
berhamburan burung-burung tak letih kepak bawah awan
sesegera menukik mencakar ujung suar
aku hanya berputar kini
membingungkan bumi melawan rotasi
bergasing hingga terasing gumam sendiri
namun hanya sekian dulu.. waktu itu lenyapkanku
kutuliskan saja di tebing kamar ini
guratan khayal merobek-robek malam
acuhkan guraunmu sangat bingkaikan ruh ku
seperti jengkerik kini kudengar yang tak katakan maksudnya
sebuah nyanyian pun tangisan
seperti halnya diriku yang tak sadarkan sadurku
esok mentari belum berjanji menutup malam
kemanakah sela masa akan kuhabiskan
perjalanan.....
singgahkan sejenak tuk menjemur peluh
atawa sekedar menitipkan bening mata rasa
melati tebarkan wangi... bukan memabukkan
itu yang kau janjikan...
16 Januari 2010 - 03.23 WIB
Wednesday, January 13, 2010
menulis di atas angin
ku robohkan malam ini bertumbang-tumbang belantaran
hingga dapat terdaki titian perlahan jauh dari tanah
meminjam bintang sejenak
menahan bulan sementara
aku ingin...
menulis di atas angin
aku ingin rindu menggebu
aku ingin sayang berdendang
aku ingin cinta terlaksana
aku ingin hasrat menggeliat
aku ingin menulis di atas angin
meski sepi tak ditawarkan
karena ini sehebat hasrat
hingga dapat terdaki titian perlahan jauh dari tanah
meminjam bintang sejenak
menahan bulan sementara
aku ingin...
menulis di atas angin
aku ingin rindu menggebu
aku ingin sayang berdendang
aku ingin cinta terlaksana
aku ingin hasrat menggeliat
aku ingin menulis di atas angin
meski sepi tak ditawarkan
karena ini sehebat hasrat
Tuesday, January 12, 2010
menggenggam cahaya
sedari tadi ku telusuri jejalan pagi di antara sempit dingin mangsa
sejuk pagi ini...
tidak ada bedanya dengan kemarin,
kopi pagi ini...
tidak ada bedanya dengan kemarin,
asap pagi ini...
tidak ada bedanya dengan kemarin
sekeliling pagi ini...
tidak ada bedanya dengan kemarin,
mentari pun sama dengan kemarin
selalu berduyun awan timur menampar kota
membalas ringik malam yang teraniaya lampu-lampu nafsu
tidak ada bedanya dengan kemarin
udara, cahaya, suasana rasa
berpuluh ribu receh waktu tlah kuhamburkan
penuhi pundi-pundi... hampa
segenggampun tak serta
tidak ada bedanya dengan kemarin
apakah juga pada hati ini
aliran darah ini
sumsum tulang ini
kelenjar ini
rahasia bukanlah seutuhnya
karena tingkah laku menentukan berapa desa yang dapat aku kuasai
mimpi biarlah tertidur malu
biar pulas... terlelap kurangkulkan di punggung lalu
jemari tercipta bukan hanya...
menghapus air mata
mengusap peluh menutup muka
sendekap balik kemeja
apa masih sama dengan kemarin
ada bedanya dengan kemarin
ada yang lain dari kemarin
sisa ruas yang ada akan berguna
telapak yang lama terbuka akan segera
menggenggam cahaya
sejuk pagi ini...
tidak ada bedanya dengan kemarin,
kopi pagi ini...
tidak ada bedanya dengan kemarin,
asap pagi ini...
tidak ada bedanya dengan kemarin
sekeliling pagi ini...
tidak ada bedanya dengan kemarin,
mentari pun sama dengan kemarin
selalu berduyun awan timur menampar kota
membalas ringik malam yang teraniaya lampu-lampu nafsu
tidak ada bedanya dengan kemarin
udara, cahaya, suasana rasa
berpuluh ribu receh waktu tlah kuhamburkan
penuhi pundi-pundi... hampa
segenggampun tak serta
tidak ada bedanya dengan kemarin
apakah juga pada hati ini
aliran darah ini
sumsum tulang ini
kelenjar ini
rahasia bukanlah seutuhnya
karena tingkah laku menentukan berapa desa yang dapat aku kuasai
mimpi biarlah tertidur malu
biar pulas... terlelap kurangkulkan di punggung lalu
jemari tercipta bukan hanya...
menghapus air mata
mengusap peluh menutup muka
sendekap balik kemeja
apa masih sama dengan kemarin
ada bedanya dengan kemarin
ada yang lain dari kemarin
sisa ruas yang ada akan berguna
telapak yang lama terbuka akan segera
menggenggam cahaya
Monday, January 11, 2010
s e m a k i n
jika hening membening di sudut otakku
kau laksana tepiannya berjajar tak berucap
sadarkah... kunang-kunang itu telah di ikuti oleh sesuatu
yang tak nampak... meski kau jelajahi seluruh hutanku
rindu ini smakin membatu
menguning di ujung ujung dedaun jati
yang kau tunggu helainya meneduhkan kegelisahan semu
sanggupkah letih ini bertahan sekian waktu?
sayap adalah perumpamaan
bila rapuh maka kalahlah aku
tembang tembang adalah omelan
seberapa lantun mampu menggeliatkan
setiap detik adalah detak
setiap detak menjadi jadi alasan, alasan yang ingin di terima
hingga sekujur ini melebur diantara kelam malam
tak menyisakan bintang, tak utuhkan bulan
satu pun beribu, beribu selaksa tujuh angkasa
semakin jauh diantaranya....
kau laksana tepiannya berjajar tak berucap
sadarkah... kunang-kunang itu telah di ikuti oleh sesuatu
yang tak nampak... meski kau jelajahi seluruh hutanku
rindu ini smakin membatu
menguning di ujung ujung dedaun jati
yang kau tunggu helainya meneduhkan kegelisahan semu
sanggupkah letih ini bertahan sekian waktu?
sayap adalah perumpamaan
bila rapuh maka kalahlah aku
tembang tembang adalah omelan
seberapa lantun mampu menggeliatkan
setiap detik adalah detak
setiap detak menjadi jadi alasan, alasan yang ingin di terima
hingga sekujur ini melebur diantara kelam malam
tak menyisakan bintang, tak utuhkan bulan
satu pun beribu, beribu selaksa tujuh angkasa
semakin jauh diantaranya....
Saturday, January 02, 2010
seperti halnya dirimu
seperti halnya dirimu selalu mencariku
seperti halnya dirimu mudah pergi akupun kembali
seperti halnya dirimu selalu mengikutiku
seperti halnya dirimu mudah berpaling akupun hening
seperti halnya dirimu selalu temaniku
seperti halnya dirimu mudah hilang akupun bimbang
seperti halnya dirimu selalu dengarkan aku
seperti halnya dirimu mudah lupa akupun kecewa
seperti halnya dirimu selalu menangisiku
seperti halnya dirimu mudah tertawa akupun sirna
aku adalah rahasia.. seperti halnya dirimu
seperti halnya dirimu mudah pergi akupun kembali
seperti halnya dirimu selalu mengikutiku
seperti halnya dirimu mudah berpaling akupun hening
seperti halnya dirimu selalu temaniku
seperti halnya dirimu mudah hilang akupun bimbang
seperti halnya dirimu selalu dengarkan aku
seperti halnya dirimu mudah lupa akupun kecewa
seperti halnya dirimu selalu menangisiku
seperti halnya dirimu mudah tertawa akupun sirna
aku adalah rahasia.. seperti halnya dirimu
Subscribe to:
Posts (Atom)