Wednesday, February 27, 2013

Toto ST Radik menulis



“...jiwa kita tidak dapat ditapakkan di satu tempat, karena jiwa kita tercipta dari kisah-kisah, lamunan, igauan, mimpi, lumut, batu, rawa, laut, pasir, awan, gunung,belantara, matahari, bulan, dan wajah kita sendiri... biarkan jiwa kita mengelana di setiap langkah... ”
~TOTO ST RADIK~

CATATAN HARIAN SEORANG PENYAIR
di negeriku lelaki tak patut menitikkan
air mata
hanya perempuan boleh bersedih
dan menangis
lelaki adalah serdadu: baja yang ditempa
di atas api
keras dan padat dan kejam menggenggam hidup
tak ada sepetak ruang dan sejenak waktu
untuk bertanya
tentang sesuatu yang sederhana
segalanya telah selesai
dalam kitab kalah atau menang
di negeriku lelaki tak patut menitikkan
air mata: aku pun pergi
ke negeri puisi
di mana kegembiraan dan kesedihan
keraguan dan cinta
tak ditampik atau menampik
Serang, 1998
Republika Online edisi:07 Nov 1999

AMSAL SEBILAH PISAU
pisau yang tergeletak di atas meja makan itu terisak sedih
sudah berharihari tak ada apa pun, sekadar bawang merah
atau seekor cicak melintas, untuk dicincang
jamur karat membelukar di tubuhnya yang kian suram dan renta
matanya yang tumpul masih berkilat karena siksa lapar
namun ruang dan waktu yang mengepung dirinya hanya menurunkan sepi
seseorang meninggalkannya begitu saja di meja makan itu
tanpa tugas tanpa mangsa
padahal begitu nyaring ia dengar suara erang daging dan deras darah
yang muncrat di jalanjalan kelam dari jaman ke jaman
sejak qabil membantai habil
o, daging yang ranum darah yang harum
aku menginginkanmu di hari tuaku yang buruk ini! ratapnya
pedih dibekuk kenangan yang mendatanginya
bertubitubi
pisau yang tergeletak di atas meja makan itu meraung
sangsai
seperti putus asa
sudah berharihari ia tak menemu cara bunuh diri: mengakhiri
seluruh perjalanannya dan memulai lagi pengelanaan baru
menyusuri jalanjalan kelam di dunia lain
bersama orangorang lain
sebagai korban
Serang, 1998-1999
Republika Online edisi:07 Nov 1999

DI TENGAH LADANG JAGUNG
di tengah ladang jagung
kuterjemahkan ayatayat cintamu
di antara gerak daundaun
dan dzikir embun
di tengah ladang jagung
aku lelaki dengan tubuh legam berkilau
dibakar matahari
dalam gairah cinta menggelegak
di tengah ladang jagung
aku penari yang khusyuk mengurai doa
menjadi beribu gerak di antara riak kenangan
kenyataan hari ini, dan impian masa depan
di tengah ladang jagung
di bukit yang jauh dari tahuntahun gaduh
dan usia kemarau, aku tengadah ke langit
menyerap seluruh cahaya
Serang, 1998
Republika Online edisi:07 Nov 1999

MAJLIS MAKAN MALAM DAN LETUPAN DI MASJID ISTIQLAL
ketika lidah sibuk mengganyang 20 tusuk satay, ayam
bakar, laksa johor, semangka, dan teh susu dalam
majlis makan malam di saujana yang amat berhormat
deto' haji abdul ghani othman*), seseorang menikam
telinga kiriku: istiqlal diletupkan sebutir bom, tuan!
seketika itu juga, di tengah tarian dan nyanyian
melayu yang mendayudayu, hidangan di atas meja
menjelma bangkai dan genangan darah. malam mengerut
angin memusing, menghisap seluruh kesadaranku. seribu
mulut berdengungan seperti lebah gila, ditingkah suara
tawa yang berdenging tajam. aku muntah. tubuhku pun
meletup. kepingankepingannya beterbangan, melesat
melintas pulau dan lautan. jatuh berkaparan di lantai dasar
masjid di antara kacakaca yang berpecahan dan sengatan
bau belerang
Johor Bahru Malaysia, 1999
*) Kediaman resmi YAB Menteri Besar Johor.
Republika Online edisi:07 Nov 1999

SAWAH SATU
di sawah sunyi ini aku menanam
benih padi
menyelam ke dasar lumpur
membuka birahi bumi
dan menanam lagi
di sawah sunyi ini aku menari
sendiri
mengembara ke dasar doa
mereguk saripati bumi
dan menari lagi
di sawah sunyi ini aku rebah
pada tanah
menjemput gelisah
menulis sejarah
Serang, 1999
Republika Online edisi:07 Nov 1999

SELAT JOHOR
selat johor sediam batu dinihari
dirundung murung
di seberang
singapura yang kecil menyala
bagai kawanan kunangkunang liar
menyerbu mataku
menikam hatiku yang bolong
selat johor sediam batu
bulan tumpas tanpa jejak
segaris sinar
memancar dari dasar laut
tegak lurus
seperti tombak yang menagih negeri
dan kudengar suara ibu memanggiliku
selat johor sediam batu
rinduku begitu gaduh
Johor Bahru Malaysia, 1999
Republika Online edisi:07 Nov 1999


ELEGI SERANG
selamat pagi, cintaku
tanah sebelah mana lagikah
bakal kautanam pabrik pabrik
dan mimpi buruk?
kuntum mawar tanggal dari tangkai
tersesat di warung warung kelam
mencari harum dalam botol botol parfum
yang kau jaja dengan gairah berlebihan
ah, mabuk iklan kemajuan
betapa mudah dan murah cinta kau gadaikan
dari detik ke detik: deru mesin, rintih pohon!
selamat siang, cintaku
kampung yang mana lagikah
bakal kau kirim ke belantara keasingan
dan kekosongan?
matahari kini serupa jarum jarum menusuki
ubun ubun, rumputan kehilangan embun
dan lala tlalat kotor berkerumun
memperkosa mawar yang menjeritkan nyeri
sedang angin hanya lintas. ah, hanya lintas
lihatlah, langitmu hangus terbakar
dan di dasar ciujung batubatu telah mati!
selamat malam, cintaku
lampu lampu menyala sepanjang jalan raya
tetapi mengapa kau tikam bulan
mengekalkan semak belukar dan bunga bunga
dalam gulita peradaban?
astaga, rumahku pun kini kau kubur
dan sawah sepetak bagi anak anakku kelak
kau sihir menjadi diskotik mainan duniawi
ah, tiba tiba engkau begitu asing bagiku!
dari sisa pecahan bulan dan mawar di trotoar
kutulis sajaksajak kematianmu
Serang, Oktober 1994

KOTA YANG BERPURAPURA
siapakah menuliskan nama nama Tuhan
di bawah lampu lampu yang lucu?
kota terayun dalam mimpi hitam
menjauh dari cahaya sesungguhnya
terperangkap dalam keasingan
sepanjang jalan
Tuhan kehilangan manusia
tak pernah ada perjumpaan
hanya tiang tiang besi
yang berpura pura mengucapkan iman
Serang 2002

SEBAB HUJAN HANYA BERLARIAN DI UDARA
: ahmad syubbanuddin alwy
tetapi di sini pun terus tengkar, kakang
di antara kilau dan dencing gobang
tanah telah tandus dan kerontang
: menumbuhkan pohonpohon asing dan jahat
burungburung telah lama pergi
meninggalkan masjid dan menara
lantas apa yang hendak kaucari di sini, kakang
di kampung yang akan menyekapmu dalam titik sunyi?
sebab hujan hanya berlarian di udara
hanya berlarian di udara
Serang, 2008

Toto ST Radik adalah penyair Indonesia kelahiran Singarajan, Serang, Banten. Lahir pada 30 Juni 1965 dari ayah H. Mohamad Suhud dan ibu Hj. Ratu Tuchaeni, Toto ST Radik menempuh pendidikan SD, SMPN 2 Serang dan SMA 1 Serang. Kemudian dia melanjutkan ke IKIP Bandung dan STKS Bandung. Namun pendidikan di sana tidak selesai. Dia kemudian melanjutkan ke Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang. Menikah dengan Babay Herlina, Toto ST Radik memiliki dua putri: Radika Dzikru Bungapadi dan Rara. Kepenyairannya jauh lebih dikenal publik daripada profesinya sebagai pegawai negeri (dulu di BKKBN, sekarang di Dinas Parawisata Kota Serang). baca selanjutnya via wikipedia



sumber : 
internet, wikipedia, youtube 
image mystical_journey_by_thesaintdevil-d4d7s0q