Tuesday, January 17, 2012

Tersenyumlah…

Orang berkata, “Langit selalu berduka dan mendung.”
Tapi aku berkata, “Tersenyumlah, cukuplah duka cita di langit sana.”

Orang berkata, “Masa muda telah berlalu dariku.”
Tapi aku berkata,”Tersenyumlah, bersedih menyesali masa muda tak kan pernah mengembalikannya”

Orang berkata,”Langitku yang ada di dalam jiwa telah membuatku merana dan berduka,
janji-janjiku telah mengkhianatiku ketika kalbu telah menguasainya.
Bagaimana mungkin jiwaku sanggup mengembangkan senyum manisnya.
Maka akupun berkata,”Tersenyumlah dan berdendanglah,
kala kau membandingkan semua umurmu kan habis untuk merasakan sakitnya.”



Orang berkata, “Perdagangan selalu penuh intrik dan penipuan,
ia laksana musafir yang akan mati karena terserang rasa haus.”
Tapi aku berkata, “Tetaplah tersenyum,
karena engkau akan mendapatkan penangkal dahagamu.
Cukuplah engkau tersenyum,
karena mungkin hausmu akan sembuh dengan sendirinya.
Maka mengapa kau harus bersedih dengan dosa dan kesusahan orang lain,
apabila sampai engkau seolah-olah
yang melakukan dosa dan kesalahan itu?

Orang berkata,”Sekian hari raya telah tampak tanda-tandanya
seakan memerintahkanku membeli pakaian dan boneka-boneka.
Sedangkan aku punya kewajiban bagi teman-teman dan saudara,
namun telapak tanganku tak memegang walau satu dirham adanya.
Ku katakan : Tersenyumlah,
cukuplah bagi dirimu karena Anda masih hidup,
dan engkau tidak kehilangan saudara-saudara
dan kerabat yang kau cintai.

Orang berkata,”Malam memberiku minuman ‘alqamah,
tersenyumlah, walau kau makan buah ‘alqamah.
Mungkin saja orang lain melihatmu berdendang
akan membuang semua kesedihan. Berdendanglah.
Apa kau kira dengan cemberut akan memperoleh dirham
atau kau merugi karena menampakan wajah berseri?

Saudaraku, tak membahayakan bibirmu jika engkau mencium
juga tak membahayakan jika wajahmu tampak indah berseri.
Tertawalah, sebab meteor-meteor langit juga tertawa,
mendung tertawa, karenanya kami mencintai bintang-bintang.

Orang berkata, “Wajahmu berseri tidak membuat dunia bahagia
yang datang ke dunia dan pergi dengan gumpalan amarah”
Ku katakan,”Tersenyumlah, selama antara kau dan kematian
ada jarak sejengkal, setelah itu engkau tidak akan pernah tersenyum.

(Karya Elia Abu Madhi)

Sumber: http://baguus.com/tersenyumlah/
image by xx-fudgee.deviantart

No comments:

Post a Comment