Wednesday, February 17, 2010

BERCUMBU DAN PENGADUAN CINTA - TERJEMAHAN QASHIDAH BURDAH (Bagian Pertama)


TERJEMAHAN QASHIDAH BURDAH
Oleh: H. M. Masykuri Abdurrahman 


Bagian Pertama
BERCUMBU DAN PENGADUAN CINTA

*
Apakah Karena Ingat Tetangga

Di Negeri Dzi Salam Sana

Engkau Deraikan Air Mata

Bercampur Darah Duka
*
Ataukah Karena Hembusan Angin Terarah

Lurus Dari Jalan Kadhimah

Dan Kilatan Cahaya Gulita Malam

Dari Kedalaman Jurang Idham
*
Kenapa Kedua Matamu Tetap Menetaskan Air Mata?

Padahal Engkau Telah Berusaha Membendungnya

Dan Kenapa Hatimu Senantiasa Gundah Gulana

Padahal Engkau Telah Menghiburnya
*
Apakah Orang Yg Dimabuk Cinta Menyangka

Bahwa Api Cinta Dapat Ditutupi Nyalanya

Di Antara Tetesan Airmata

Dan Hati Yang Terbakar Membara
*
Andaikan Tak Ada Cinta Yg Menggores Kalbu

Tak Mungkin Engkau Mencucurkan Air Matamu

Meratapi Puing-Puing Kenangan Masa Lalu

Berjaga Mengenang Pohon Ban Dan Gunung Yang Kau Rindu
*
Bagaimana Kau dapat Mengingkari Cinta

Sedangkan Saksi Adil Telah Menyaksikannya

Berupa Deraian Air Mata

Dan Jatuh Sakit Amat Sengsara
*
Duka Nestapa Telah Membentuk Dua Garisnya

Isak Tangis Dan Sakit Lemah Tak Berdaya

Bagai Mawar Kuning Dan Merah

Yang Melekat Pada Pipi Dua
*
Memang Benar Bayangan Orang Yang Kucinta

Selalu Hadir Membangunkan Tidurku Untuk Terjaga

Dan Memang Cinta Sebagai Penghalang Bagi Siempunya

Antara Dirinya Dan Kelezatan Cinta Yang Berakhir Derita
*
Wahai Pencaci Derita Cinta Udzrahku

Kata Maaf Kusampaikan Padamu

Aku Yakin Andai Kau Rasakan Derita Cinta Ini

Tak Mungkin Engkau Mencaci Maki
*
Keadaanku Telah Sampai Padamu

Tiada Lagi Rahasiaku Yang Tersimpan Darimu

Dari Orang Yang Suka Mengadu Domba

Dan Derita Cintaku Tiada Kunjung Sirna
*
Engkau Begitu Ikhlas Memberi Nasehat Diriku

Tetapi Aku Tak Mampu Mendengarkan Saran Itu

Karena Sesungguhnya Orang Yang Dimabuk Cinta

Tuli Dan Tak Menggubris Cacian Pencela
*
Sungguh Aku Curiga Pada Uban Pemberi Saran

Curiga Pada Saran Yang Disampaikan

Padahal Uban Di Kepala Dalam Memberi Saran

Jauh Dari Hal-Hal Yang Mencurigakan

QASHIDAH BURDAH

Burdah adalah gubahan syair-syair madah (baca:pujian) yang menyejukkan hati, bagaikan mata hati yang tak pernah berhenti bersumber. Burdah sudah dicetak berulang-ulang dan entah cetakan keseratus berapa di Indonesia pada saat ini ,belum lagi di belahan bumi muslim lainnya .Begitu memasyarakat sehingga bisa dikatakan,burdah merupakan salah satu kitab syair yang terpopuler dipesantren seIndonesia.Di Aceh Burdah menjadi bacaan wajib setiap santri di seluruh pesantren ,yang dibacakan pada malam jum`at setelah pembacaan Dalail Al- khairaat,dan kebetulan Burdah dicetak dalam satu cetakan dengan Dalail khairat.Di pulau jawa sangking memasyarakatnya Burdah,ada majlis yang dinamai dengan Majlis Burdah.

Sebagian orang memang ada yang mengatakan bahwa sesungguhnya Nabi itu tidak boleh disanjung-sanjung ,dipuji,itu kultus individu namanya.memang benar sangking tawadhunya (rendah hati) sudah tentu beliau menolak untuk di kultus individukan ummatnya. Tapi perlu kita ingat ,kita tak pernah menganjungnya sampai-sampai menyamakan kedudukannya dengan tuhan sebagaimana dilakukan oleh kaum yahudi dan nasrani.

No comments:

Post a Comment