Monday, December 13, 2010

As Sanai

ORANG YANG TIDUR 
Saat ummat manusia tetap merupakan benda semata di dunia 
Maka akan dibawa serta, seperti dalam kapal, tertidur. 
Apa yang dapat mereka lihat dalam tidur? 
Manfaat atau hukuman apa yang ada?

KITAB YANG TERTUTUP
Perkembangan manusia adalah bila seseorang diberi kitab yang tertutup, ditulis sebelum ia lahir. Ia membawanya di dalam dirinya sampai ‘meninggal’. Saat manusia menjadi subyek dalam pergerakan waktu, ia tidak tahu apa isi kitab yang tertutup itu.

TINGKAT KEBENARAN
Apa yang tampak sebagai kebenaran adalah pemutarbalikan kata dari kebenaran obyektif

MAKNA DAN TUJUAN
“Ha” dan “Ho” adalah kata-kata yang tidak perlu dijelaskan lebih jauh kalau sudah diketahui maksudnya.

BAYI
Manusia tidak memperhatikan kalau dirinya seperti bayi di tangan perawat. Kadang ia bahagia, kadang sedih, atas apa yang terjadi padanya. Kadang perawat mencela anak-anak, kadang menenangkannya. Ada saatnya ia memukulnya, ada saatnya pula berbagi penderitaannya. Pribadi yang dangkal, orang asing yang lewat, mungkin berpikir bahwa perawat tersebut tidak menghiraukan anak-anak. Bagaimana ia tahu kalau hal demikian memang seharusnya dilakukan perawat?

BAGAIMANA DAN MENGAPA? 
Esensi kebenaran adalah melebihi terminologi “Bagaimana?” dan “Mengapa?”

IKUTI JALAN 
Jangan membicarakan kepiluanmu — karena Dia yang berbicara. 
Jangan mencari-Nya — karena Dia yang mencari. 
Dia bahkan merasakan sentuhan kaki semut; 
Bila batu di bawah air bergerak – 
Dia mengetahuinya. 
Jika ada cacing di bebatuan 
Dia tahu tubuhnya, lebih kecil dari atom. 
Suara doanya, dan maksudnya yang tersembunyi, 
Dia tahu melalui pengetahuan Ilahiah-Nya. 
Dia memberi cacing makanannya; 
Dia telah menunjukkan kepadamu jalan Ajaran.

Tentang kehampaan As Sanai berkata 
”Setiap orang di dunia pada umumnya tidur. Agama mereka agama dunia yang lazim -- adalah kehampaan, sama sekali bukan agama.” Sedangkan tentang kelaparan ”Orang-orang puas dengan diri mereka sendiri disebabkan oleh kelaparan mereka akan sesuatu yang lain. Oleh karena itu mereka lapar. Mereka yang kembali dari perbuatan salah, mereka adalah orang-orang yang shalat; bukan mereka yang semata tampak sujud ketika sedang shalat. Shalat adalah suatu kegiatan.”
As Sanai (Abul-Majd ibn Adam Sanai Majdud Ghaznavi) dikenal sebagai sastrawan sufi masyhur. Ia peletak tema cinta dalam sufisme.
 
Maulana Jalaudddin Rumi mengatakan, “Attar adalah jiwa dan Sanai adalah matanya.” Pujian itu memang tidak berlebihan bernama lengkap Abul-Majd ibn Adam Sanai Majdud Ghaznavi dikenal sebagai salah satu satrawan sufi terkemuka. Dia dikenal sebagai seorang sastrawan mistik yang masyhur sekaligus sebagai salah satu guru dari jalaluddin Ar Rumi. Riwayat hidupnya memang jarang sekali ditulis. Ia lahir di provinsi Ghazna di Afghanistan selatan di tengah abad ke-11 dan mungkin meninggal sekitar tahun 1150. Ia juga dikenal sebagai guru dari Afghanistan paling awal yang menggunakan tema cinta dalam Sufisme. Pengamat sufisme Anemarie Schimmel bahkan memujinya setinggi langit.

Sanai awalnya seorang penyair istana yang ditugaskan secara tertulis pujian untuk Sultan Ghazna. Sebuah kisah mengatakan bahwa ketika Sultan Ghazna hendak memimpin serangan militer terhadap India, sebagai penyair istana Sanai dipanggil untuk bergabung dengan ekspedisi tersebut. Singkat cerita ketika Sanai sedang berjalan melewati sebuah taman tertutup yang sering dikunjungi pemabuk terkenal bernama Lai Khur.

Ketika lewat ia mendengar Lai Khur bersulang keras dan menyatakan bahwa Sultan adalah seorang yang rakus karena menyerang India. Menyair hanya untuk menyenangkan para penguasa dan demi mengharapkan imbalan. Mendengar hal tersebut Sanai kaget dan berhenti. Lai Khur kemudian mengatakan bahwa penyair yang memuji sultan adalah sikap yang bodoh. Kata-kata ini seperti gempa bumi bagi Hakim Sanai. Sebab Sanai hal tersebut adalah benar. Sejak saat itu Sanai meninggalkan hidupnya sebagai penyair istana yang dimanjakan, dan mulai belajar dengan seorang guru sufi bernama Yusuf Hamdani.

Seorang ahli yang bernama Zakariyya Al Qazwini menggambarkan As Sanai sebagai seorang bijak dan mistikus yang hidup di ”tempat-tempat berantakan”, dalam kemiskinan yang menekan diri dan mengembara dengan kaki telanjang. Banyak lika-liku hidupnya yang menarik. Salah satunya As Sanai pernah menggolongkan sebagai orang yang keluar dari Islam.

Ada beberapa karya As Sanai salah satunya yang terkenal adalah Hadiqatu’l Haqiqat atau Taman Kebenaran. Karyanya ini dianggap sebagai karya favorit umat Islam.  Bukunya yang diterjemahkan dalam bahasa inggris dengan  The Walled Garden of Truth ini  berisi ajaran-ajaran mistis bercampur dengan peribahasa, fabel, dan anekdot. Dengan cara ini Sanai memperkenalkan dan menjelaskan ajaran-ajaran Sufisme. Hal ini yang dianggap oleh para sarjana menjadi puisi pertama mistik dan memiliki pengaruh besar bagi kaum Muslim dan sastra Persia. Bahkan setelah 900 tahun buku ini masih populer bahkan sampai sekarang. Buku ini juga disebutkan sebagai buku teks klasik oleh para sufi selama bertahun-tahun.

Sanai menggunakan jalan puisi untuk menyebarkan pengetahuan dan pesan di kalangan rakyat. Menurut dia, nafsu dan keserakahan dan kegembiraan emosional, selalu berdiri di antara manusia. Pengetahuan Ilahi yang satu-satunya realitas yang benar (Haqq). Dia mengatakan bahwa Cinta (Ishq) dan hati nurani merupakan dasar agama. Hakim Sanai memiliki pengaruh besar pada sastra Persia. Ia dianggap sebagai penyair pertama yang menggunakan puisinya dalam bentuk qasidah (ode). Dia juga memakai ghazal (lirik) dan Masnawi (bait berirama) untuk mengungkapkan ide-ide filosofis, mistis, dan etika dari tasawuf.

Anekdot Kisah si tolol dan onta yang sedang makan rumput
Seorang Tolol memperhatikan seekor unta yang sedang makan rumput. Katanya kepada binatang itu, “Tampangmu mencong. Kenapa begitu?” Unta menjawab, “Dalam menilai kesan yang timbul, kau mengaitkan kesalahan dengan hal yang mewujudkan bentuk. Hati-hatilah terhadap hal itu! Jangan menganggap wajahku yang buruk sebagai suatu kesalahan. Pergi kau menjauh dariku, ambil jalan lintas. Tampangku mengandung arti tertentu, punya alasan tertentu.
Busur memerlukan yang lurus dan yang bengkok, pegangannya dan talinya.” Orang tolol, enyahlah: “Pemahaman keledai sesuai dengan sifat keledai.”

Sumber: 
http://tokohsufi.wordpress.com/2009/11/08/hakim-sanai/ 
http://www.sufinews.com/
 

No comments:

Post a Comment