Saturday, December 11, 2010

HIKMAH ASY-SYAFI'I

Imam asy-Syafi'i, salah seorang Imam dari Imam Empat Serangkai yang kesohor, imamahnya diakui dan disepakati oleh kaum muslimin, beliau menguasai berbagai cabang dan disiplin ilmu, tidak hanya itu ternyata beliau adalah seorang hakim, ahli hikmah, dengan pengalaman hidup dan pergaulannya yang luas dengan para ulama besar, menempa beliau menjadi seorang yang bijak, kaya dengan berbagai pengalaman berharga.

Imam asy-Syafi'i berkata tentang keutamaan ilmu,


طَلَبُ الْعِلْمِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاةِ النَافِـلَةِ

“Menuntut ilmu lebih utama daripada shalat sunnah”

مَا تُقُرِّبَ إِلَى اللهِ تعالى بِشَيْءٍ بَعْدَ أَدَاءِ الفَرَائِضِ أَفْضَلُ مِنْ طَلَبِ العِلْمِ

“Seseorang tidak mendekatkan diri kepada Allah dengan sesuatu setelah melaksanakan perkara-perkara fardhu yang lebih utama daripada mencari ilmu.”

Imam asy-Syafi'i berkata tentang urgensi ilmu

مَنْ أَرَادَ الدُنْيَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ فَعَلَيْهِ باِلْعِلْمِ

“Barangsiapa menginginkan dunia maka harus dengan ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat maka harus dengan ilmu."

مَنْ لايُحِبُّ الْعِلْمَ لاخَيْرَ فِيْهِ وَلايَكُونُ بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ صَدَاقَةً وَلامَعْرِفَةً


“Barangsiapa tidak menyukai ilmu maka tidak ada kebaikan padanya, tidak ada antara dirimu dengan dirinya pertemanan dan hubungan".

Imam asy-Syafi'i berkata tentang adab mencari ilmu

مَا أَفْلَحَ فِي الْعِلْمِ إِلا مَنْ طَلَبَهُ فِي القِلَّةِ, وَلَقَدْ كُنْتُ أَطْلُبُ القِرْطَاسَ فَيَعْسُرُ عَليّ

“Tidak berhasil di bidang ilmu kecuali orang yang mencarinya dengan kesederhanaan, aku pernah mencari kertas dan tidak mendapatkannya.”

لا يَطْلُبُ أَحَدٌ هَذَا العِلْمَ بِالمُلْكِ وَعِزِّ النَفْسِ فَيُفْلِحُ, وَلَكِنْ مَنْ طَلَبَهُ بِذِلَّةِ النَفْسِ وَضِيْقِ العَيْشِ وَخِدْمَةِ العِلْمِ وَتَوَاضُعِ النَفْسِ أَفْلَحَ

“Seseorang tidak mencari ilmu ini dengan kekuasaan dan ketinggian jiwa kecuali dia tidak beruntung, akan tetapi siapa yang mencarinya dengan kerendahan jiwa, kesederhanaan hidup, kesedian berkhidmat kepada ilmu dan tawadhu’, dialah yang akan berhasil.”

مَنْ طَلَبَ عِلْمًا فَلْيُدَقِّقْ لِئَلا يَضِيْعَ دَقِيْقُ العِلْمِ

“Barangsiapa mencari ilmu maka hendaknya dia teliti agar bagian ilmu yang memerlukan ketelitian tidak lepas darinya.”

وَدِدْتُ أَنَّ كُلَّ عِلْمٍ يَعْلَمُهُ النَاسُ أُؤْجَرُ عَلَيْهِ وَلا يَحْمَدُوْنِي قَطْ

“Aku berharap meraih pahala dari semua ilmu yang diketahui oleh manusia dariku dan mereka tidak hanya memujiku saja.” 

Hikmah adalah kunci kebaikan, ia adalah barang hilang bagi seorang mukmin, siapa yang menemukannya, dia lebih berhak atasnya, siapa yang diberi hikmah, maka dia telah diberi kebaikan yang banyak.
Imam asy-Syafi'i berkata,

قاَلَ لِلرَّبِيْعِ: عَلَيْكَ بِالزُهْدِ. أَنْفَعُ الذَخَائِرِ التَفْوَى وَأَضَرُّهَا العُدْوَانُ
"Wahai Rabi’, zuhudlah. Kekayaan paling bermanfaat adalah takwa dan paling buruk adalah pelanggaran.”

مَنْ زَهِدَ فِي الدُنْيَا قَرَّتْ عَيْنَاهُ بِمَا يَرَى مِنْ ثَوَابِ اللهِ تعالى غَدًا
“Barangsiapa berzuhud di dunia maka dia akan tenteram melihat pahala Allah esok.”

كُنْ فِي الدُنْيَا زَاهِدًا وَفِي الآخِرَةِ رَاغِبًا
“Jadilah orang zuhud di dunia tetapi berhasrat terhadap akhirat.”


مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَفْتَحَ اللهُ قَلْبَهُ أَوْ يُنَوِّرَهُ فَعَلَيْهِ بِتَرْكِ الكَلامِ فِيْمَا لايَعْنِيْهِ وَاجْتِنَابِ المَعَاصِي وَيَكُوْنُ لَهُ خَبْئَةٌ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللهِ تعالى مِنْ عَمَلٍ

“Barangsiapa ingin Allah menyinari dan membuka hatinya maka hendaknya dia tidak berbicara dalam hal yang tidak penting, menjauhi kemaksiatan dan hendaknya dia mempunyai amalan tersembunyi antara dirinya dengan Allah.”

لَوْ اِجْتَهَدْتَ كُلَّ الجُهْدِ عَلَى أَنْ تُرْضِيَ الناسَ كُلَّهُمْ فَلا سَبِيْلَ لَكَ فَاَخْلِصْ عَمَلَكَ وَنِيَّتَكَ لله عز وجل
"Jika kamu berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan ridha semua manusia niscaya kamu tidak meraihnya, maka ikhlaskanlah amal dan niatmu karena Allah."

لاَيَعْرِفُ الرِّيَاءَ إِلا المُخْلِصُونَ
“Yang mengetahui riya` hanyalah orang-orang yang ikhlas.”

مَنْ تَزَيَّنَ بِبَاطِلٍ هَتَكَ سِتْرَهُ
“Barangsiapa menghiasi diri dengan ketidakbenaran maka dia telah membuka aibnya sendiri.”

مَنْ صَدَقَ اللهَ نَجَا وَمَنْ أَشْفَقَ عَلىَ دِيْنِهِ سَلِمَ مِنْ الرَدَى
“Barangsiapa bersikap jujur kepada Allah maka dia selamat, barangsiapa berhati-hati dalam agamanya maka dia selamat dari kecelakaan.”

اُصْدُقِ اللهَ تعالى فِي جَمِيْعِ أُمُوْرِكَ تَنْجُ غَدًا مَعَ النَاجِيْنَ
“Jujurlah kepada Allah dalam segala perkaramu niscaya esok kamu akan selamat bersama orang-orang yang selamat.”

مَنْ سَامَ بِنَفْسِهِ فَوْقَ مَا تُسَاوِي رَدَّهُ اللهُ تعالى إِلىَ قِيْمَتِهِ
“Barangsiapa mengangkat dirinya melebihi batas kemampuannya niscaya Allah akan mengembalikannya kepada kedudukannya".

التَوَاضُعُ مِنْ أَخْلاقِ الكِرَامِ والتَكَبُّرُ مِنْ شِيَمِ اللِئاَمِ. التَوَاضُعُ يُوْرِثُ المَحَبَّةَ وَالقَنَاعَةُ تُوْرِثُ الرّاحَةَ
“Tawadhu’ termasuk akhlak orang-orang mulia sedangkan takabur termasuk akhlak orang-orang rendah. Tawadhu’ mewariskan cinta dan qana’ah mewariskan ketenangan". 

Hikmah adalah kata-kata ringkas namun padat makna, biasanya ia merupakan hasil pengalaman dalam kehidupun yang panjang, seorang ahli hikmah telah berpengalaman dalam hidup, dari pengalaman dan pengamatan yang dilakukannya, dia mendapatkan suatu hakikat, suatu kenyataan yang terulang dari suatu sebab, maka dia menyimpulkan dan mengungkapnya dalam sebuah kalimat pendek namun kaya arti.
Imam asy-Syafi'i berkata,



أَبْيَنُ مَا فِي الإنْسَانِ ضَعْفُهُ فَمَنْ شَهِدَ الضَعْفَ مِنْ نَفْسِهِ ناَلَ الاِسْتِقَامَةَ مَعَ اللهِ تعالى

"Yang paling jelas pada diri seseorang adalah kelemahannya, barangsiapa menyaksikan kelemahan dirinya maka dia meraih istiqamah bersama Allah Ta'ala".

مِنْ عَلامَةِ الصَدِيْقِ أَنْ يَكُوْنَ لِصَدِيْقِ صَدِيْقِهِ صَدِيْقًا. لَيْسَ سُرُوْرٌ يَعْدِلُ صُحْبَةَ الإخْوَانِ وَلا غَمَّ يَعْدِلُ فِرَاقَهُمْ. لا تُقَصِّرْ فِي حَقِّ أَخِيْكَ اِعْتِمَادًا عَلَى مَوَدَّتِهِ
"Di antara tanda teman adalah menjadi teman bagi temannya teman tersebut. Tidak ada kebahagiaan yang menandingi kebersamaan dengan saudara dan tidak ada kesedihan menandingi perpisahan dengan mereka. Jangan melalaikan hak saudaramu dengan berpijak kepada kecintaannya kepadamu".

لا تَبْذَُلْ وَجْهَكَ إِلىَ مَنْ يَهُوْنُ عَلَيْهِ رَدُّكَ. مَنْ بَرَّكَ فَقَدْ أَوْ ثَقَكَ وَمَنْ جَفَاكَ فَقَدْ أَطْلَقَكَ.
“Jangan merendahkan wajahmu kepada seseorang yang menolakmu dengan mudah. Barangsiapa berbuat baik kepadamu maka dia telah menjalinmu dan barangsiapa berbuat sebaliknya maka dia telah melepasmu.”

مَنْ نَمَّ لَكَ نَمَّ بِكَ وَمَنْ إِذَا أَرْضَيْتَهُ قَالَ فِيْكَ مَا لَيْسَ فِيْكَ وَإِذَا أَغْضَبْتَهُ قاَلَ فِيْكَ مَا لَيْسَ فِيْكَ
“Orang yang membeberkan keburukan orang lain kepadamu pasti akan membeberkan keburukanmu kepada orang lain. Orang yang jika kamu membuatnya rela maka dia akan memujimu dengan sesuatu yang tidak ada padamu adalah orang yang jika kamu membuatnya marah maka dia akan mencelamu dengan sesuatu yang tidak ada padamu.”

لَيْسَ بِأَخِيْكَ مَنِ احْتَجْتَ إِلىَ مُدَارَاتِهِ وَمَنْ صَدَقَِ فِي أُخُوَّةِ أَخِيْهِ قَبِلَ عِلَلَهُ وَسَدَّ خَلَلَهُ وَغَفَرِ ذَنْبَهُ
“Bukan saudaramu seseorang yang membuatmu harus berpura-pura kepadanya. Barangsiapa bersaudara dengan benar maka dia menerima alasan saudaranya, menutupi kekurangannya dan memaafkan kesalahannya.”

مَنْ وَعَظَ أَخاهُ سِرًّا فَقَدْ نَصَحَهُ وَزَانَهُ, وَمَنْ وَعَظَهُ عَلانِيَةً فَقَدْ فَضَحَهُ وَشَانًهُ
“Barangsiapa menasihati saudaranya secara rahasia maka dia telah menasihati dan menghiasinya, namun barangsiapa menasihatinya secara terbuka maka dia telah mempermalukannya dan memburukkannya.”

Dari
al-Majmu’, Imam an-Nawawi
Sumber: http://www.alsofwah.or.id


No comments:

Post a Comment