Monday, December 20, 2010

untuk malam


untuk sekian malam, tidak kah engkau tahu
aku selalu diam... menyusuri tepi sendiri

untuk selamat malam, merasakan sapa tak berkesudahan
aku kembali diam... semakin membungkam

mengapa bulan enggan bertandang?
bersabda bagai penghujung sua kita
ijinkan sekali meronta lalu tenggelamkan

ini bukan jengah
setiap saat mencekam
bukan pula gundah
hanya rindu membujuk rayu

perlahan sandarkan wajah
membisu di tirai masa antara kita
nafas itu masih bergulir
pun aku masih termangu

untuk sekian kelam
akhirnya engkau tahu
meski tiada rengkuh ku
seribu puja kita adalah asa

hanya kutitipkan setiap malam
setiap hasrat memikatmu
tunggu aku kembali...

No comments:

Post a Comment