Tuesday, May 01, 2012

Tak Lelo Lelo Lelo Ledhung

tak lelo-lelo lelo ledhung
cup meneng anakku sing bagus/ayu rupane
yen nangis ndak ilang baguse/ayune

tak gadhang iso urip mulyo
dadiyo pria/wanita sing utomo.
ngluhurke asmane wong tuwa
dadiyo pendekaring bangsa.

wis cup menengo anakku
kae mbulane ndadari,
koyo buto nggegilani
lagi nggoleki cah nangis

tak lelo-lelo lelo ledhung
cup meneng ojo pijer nangis
tak emban nganggo jarit kawung,
yen nangis mundhak gawe bingung.
tak lelo-lelo lelo ledhung


Tak Lelo Lelo Lelo Ledhung... merupakan tembang (lagu) yang dikenal di masyarakat Jawa, sudah merupakan tembang turun menurun yang sampai saat ini masih belum diketahui siapa yang menciptakannya. Tembang biasanya di tembangkan oleh ibu (simbok) kepada anaknya agar segera tidur atau yang sedang rewel/merengek dapat segera tenang. Tak Lelo Lelo Lelo Ledhung sangat menggambarkan pola pikir masyarakat Jawa jaman dahulu dalam mengekspresikan doa dan pengharapan kepada buah hatinya agar kelak dapat menjadi manusia yang mulia dan utama, bisa membanggakan orangtua maupun negaranya.

Tak Lelo Lelo Lelo Ledhung... bilamana diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia  secara arti sebagai berikut:

nang inang/ kutimang-timang, anakku sayang,
cup diamlah anakku yang tampan/cantik wajahnya,
kalo menangis terus ketampananmu/kecantikanmu akan hilang,
kuharap kamu nanti bisa hidup mulia, 
jadilah pria/wanita yang utama,
menjunjung baik nama orang tua, 
jadilah pendekar bangsa,
cup diamlah wahai anakku, 
lihatlah bulan sedang purnama,
seperti raksasa yang menakutkan,  
lagi mencari anak yang sedang menangis,
nang inang/ kutimang-timang, anakku sayang,
cup diamlah jangan menangis terus, 
aku gendong pake kain kawung,
kalo menangis nanti membuat (bapak/ibu) bingung.

*____________
Begitu tembang yang penuh makna dan pesan dalam pengharapan orang tua kepada buah hatinya.

Tak lelo-lelo lelo ledhung, cup meneng anakku sing bagus/ayu rupane, yen nangis ndak ilang baguse/ayune, Ditimangnya kita ini dari kecil oleh orangtua kita sambil didendangkan satu tembang pengharapan. Satu pengharapan agar tak selalu menangis dan merengek  serta segera "cup" diam apabila telah bisa mengeluarkan isi hati kita melalui tangis. Jangan terbuai oleh tangisan kita agar  tetap  tegar dan selalu terjaga sebagai  orang yang baik budi pekertinya (dibahasakan sebagai "ndak ilang baguse/ayune").

Tak gadhang iso urip mulyo, dadiya pria/wanita sing utomo. ngluhurke asmane wong tuwa, dadiyo pendekaring bangsa. Setelah mampu tegar menghadapi satu persoalan hidup diharap kelak bisa hidup bahagia bermodalkan keteguhan hati menjadi manusia (pria/wanita) yang penuh tanggung-jawab sehingga mampu meluhurkan nama kedua orangtua serta tenaga dan pikirannya pun terpilih sebagai pejuang kemuliaan pada satu negara.

Wis cup menengo anakku, kae mbulane ndadari, koyo buta nggegilani, lagi nggoleki cah nangis, Tak hanya berhenti disini  dalam menjalankan satu tugas, baik itu tugas keluarga yang musti mencukupi kebutuhannya, maupun tugas negara yang akan dituntut pertanggungjawaban terhadap umatNYA, mungkin akan banyak rintangan yang sesekali musti dihadapi dengan satu rengekan, tangisan, dan permintaan  kepadaNYA.  Maka pada tembang tersebut kesemuanya itu telah jelas diberikan petunjuk suatu gambaran bulan yang sedang  "ndadari" laksana  raksasa yang menakutkan. Dan orang yang mengganggu kesenangan si Raksasa tentu saja akan dimusuhi, sedang  Si Raksasa tak akan berhenti tuk terus mencari orang yang menangis memohon pertolonganNYA tersebut.

Tak lelo-lelo lelo ledhung,  cup meneng ojo pijer nangis, tak emban nganggo jarit kawung, yen nangis mundhak bapak bingung. Pesan terakhir adalah agar 'tetap-teteg', tetep pendirian dalam menghadapi satu cobaan diiringi oleh tembang kasih sayangNYA   "tak lelo-lelo lelo ledhung" segera diam dari tangis karena tlah dihangatkan tubuh kita oleh satu "jarit kawung" - kain do'a kekuatan (kawung) sehingga terhilangkan segala kegundahan dan kebingungan menuju keteguhan hati.

Sekelumit tembang pengharapan yang acapkali didendangkan oleh seorang Ibu sewaktu kecil kita menangis semoga mampu menjadi bahan renungan buat kita bersama. Tulus Ikhlas ku ucap terimakasih buat Ibuku (Simbokku) tersayang serta Bapak tercinta, do'a tercurah selalu agar Allah SWT sellau memberikan kesehatan, berkah dan kebaikan di dunia maupun di Akhirat nanti. Amiin.

*____________
Sumber:
http://jv.wikipedia.org/wiki/Tak_Lelo_Lelo_Lelo_Ledung
http://omtrie.blogspot.com/2009/05/tak-lelo-lelo-lelo-ledhung-happy_10.html
Photo by ARI WID www.gphotoindo.com