Tuesday, March 20, 2012

setibanya hingga

setiba langit smakin menua, 
persatu hembus melintas di ujung nadir menebar
meraup carik kata-kata lama, merapal rendezvous di dalamnya
kita pun bercerita sajak awan merona saat itu
ahh sore nan lembut, 
berdebar menyaksikan awan-awan menyiapkan hujan
menjadi rintik bisik darimu, perlahan dan lama mengerat waktu
cahya bulan kin berpendar, menebar garis wajahmu sepanjang hulu

seksama aku menyaksikan kau di ujung gondola
tertepis bayu mengering tempias gerimis di ujung rambut mu
tajam mata masih sama, masih membunuh kebisuanku
membungkam kelam untuk menyanyikan lagu sembilu

malam ini awan dan angin berpelukan menyentuh pipi rembulan
sederet bintang merapikan malam yang dulu penuh kecemasan
dan kita singgah di ujung-ujung jari, memilah jalan menuju pagi
menelaah jejak yang tlah menjadi detak detik berganti

:: ilalangkota @lintasmalam

image by moroka323@deviantart.com