Tuesday, March 27, 2012

Puisi CINTA : Ibn al-Faridh

Aku menyebar mawar di pipinya dengan melihat,
mataku berhak untuk menuai hasil tanamannya.
Tetapi jika ia menolak, maka giginya yg seputih kamomil akan menjadi kerugianku,
bukan pertukaran yg buruk jika seseorang diberikan permata, daripada bunga.

Mereka berkata, "air matamu yg mengalir berwarna merah."
Aku menjawab, "Air mata itu mengalir karena sebab-sebab yg terlampau kecil jika dibandingkan dengan gemuruh hasratku,
Aku membunuh kantuk di kelopak mataku untuk menghibur tamu-gaibku, dan oleh karenanya air mataku mengalir berdarah di atas pipiku.
:: Ibn Al-Faridh
----------------------------------------------------------

pada hari


meremah malam perlahan, dalam letup embun nan anggun 
membicarakan pagi...
masih terasa debar malam yang ku sandar ujung bintang
reramuan mimpi seperti isyarat kureguk kembali
melihat hari...
pada mentari memecah jendela
menjelaskan pelataran hidupku
rerumpun ilalang yang tlah berpuluh musim selalu bersemi

Saturday, March 24, 2012

Projek Pribadi Hari Ini (2)

MENJADI PENASIHAT
YANG BAIK BAGI DIRI SENDIRI
Sahabatku yang sering digelisahkan oleh ketidak-teraturan sikap dan kurang tepatnya keputusan, katakanlah ini sebagai kalimatmu sendiri …
Tuhanku Yang Maha Sejahtera,
Terima kasih atas pengertian yang indah di pagi yang penuh harapan ini, bahwa …
Tidak ada orang bisa menjadi hebat dan sukses, jika dia penasihat yang buruk bagi dirinya sendiri.
Jika aku kesal dengan diriku yang masih sering membuat kesalahan, itu adalah tanda bahwa aku masih sering menasihatkan sikap dan tindakan yang tidak tepat kepada diriku sendiri.

Renungan Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA

Kehidupan ini selalu bergulir tiada kenal henti, kerling mata sang waktu mampu mengubah umat manusia, yang tadinya jahat menjadi berbudi, yang paginya beriman sorenya kafir, yang siangnya bertahtakan amal shalih, mendadak malamnya ia habiskan dalam pelukan hangat maksiat. Ada pula waktu mudanya lidahnya kelu dari ucapan dusta, dimasa tuanya lisannya begitu fasih mengolah kalimat tipu muslihat.

Tuesday, March 20, 2012

setibanya hingga

setiba langit smakin menua, 
persatu hembus melintas di ujung nadir menebar
meraup carik kata-kata lama, merapal rendezvous di dalamnya
kita pun bercerita sajak awan merona saat itu
ahh sore nan lembut, 
berdebar menyaksikan awan-awan menyiapkan hujan
menjadi rintik bisik darimu, perlahan dan lama mengerat waktu
cahya bulan kin berpendar, menebar garis wajahmu sepanjang hulu

hari ini milik ANDA

Jika kamu berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari inilah yang akan Anda jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari Anda, dan siangnya menyapa Anda inilah hari Anda.

Umur Anda, mungkin tinggal hari ini. Maka, anggaplah masa hidup Anda hanya hari ini, atau seakan-akan Anda dilahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga. Dengan begitu hidup Anda tak akan tercabik-cabik diantara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali menakutkan.

Wednesday, March 14, 2012

Projek PRIBADI hari ini


MENGURANGI KESEDIHAN TANPA SEBAB
Engkau yang terkadang tenggelam dalam kesedihan yang tak kau ketahui sebabnya, yang sering meneteskan air mata tanpa niat menangis, katakanlah ini sebagai kalimatmu sendiri …

Yang Maha Mengetahui,

Engkau pasti sering tersenyum menyaksikan kebiasaanku menutupi nasihat hatiku dengan keceriaan semu.

Aku tahu hatiku telah sering menasihatiku untuk tidak melakukan yang tak baik bagiku, untuk tak meneruskan pergaulan yang buruk, untuk tak mempercayai rayuan palsu, dan untuk tidak berupaya menyenangkan orang yang tak menghormatiku.

Setitis Airmata & Seulas Senyuman


Takkan kutukar dukacita hatiku demi kebahagiaan khalayak. Dan, takkan kutumpahkan air mata kesedihan yang mengalir dari tiap bahagian diriku berubah menjadi gelak tawa. Kuingin diriku tetaplah setitis air mata dan seulas senyuman.

Setitis airmata yang menyucikan hatiku dan memberiku pemahaman rahsia kehidupan dan hal ehwal yang tersembunyi. Seulas senyuman menarikku dekat kepada putera kesayanganku dan menjelma sebuah lambang pemujaan kepada Tuhan.

Setitis airmata meyatukanku dengan mereka yang patah hati; Seulas senyum menjadi sebuah tanda kebahagiaanku dalam kewujudan.

Aku merasa lebih baik jika aku mati dalam hasrat dan kerinduan berbanding jika aku hidup menjemukan dan putus asa.

Sunday, March 11, 2012

menjaga tujuh sunnah Rasulullah saw


Dari ‘Amr bin ‘Auf bin Zaid al-Muzani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِى فَعَمِلَ بِهَا النَّاسُ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا
“Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun“.

Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan besar bagi orang yang menghidupkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, terlebih lagi sunnah yang telah ditinggalkan kebanyakan orang. Oleh karena itu, Imam Ibnu Majah mencantumkan hadits ini dalam kitab “Sunan Ibnu Majah” pada Bab: “(Keutamaan) orang yang menghidupkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah ditinggalkan (manusia)”.

tujuh (7) pesan SUNAN DRAJAT

  1. Memangun resep teyasing Sasomo (kita selalu membuat senang hati orang lain)
  2. Jroning suko kudu eling Ian waspodo (didalam suasana riang kita harus tetap ingat dan waspada)
  3. Laksitaning subroto tan nyipto marang pringgo bayaning lampah (dalam perjalanan untuk mencapai cita – cita luhur kita tidak peduli dengan segala bentuk rintangan)
  4. Meper Hardaning Pancadriya (kita harus selalu menekan gelora nafsu – nafsu)
  5. Heneng – Hening – Henung (dalam keadaan diam kita akan mem peroleh keheningan dan dalam keadaan hening itulah kita akan mencapai cita – cita luhur)
  6. Mulyo guno Panca Waktu (suatu kebahagiaan lahir bathin hanya bisa kita capai dengan sholat lima waktu)
  7. Menehono teken marang wong kang wuto, Menehono mangan marang wong kang luwe, Menehono busono marang wong kang wudo, Menehono ngiyup marang wongkang kodanan (Ajarkan ilmu pada orang yang tidak tau, Berilah makan kepada orang yang lapar, Berilah baju kepada orang yang tidak punya baju, serta beri perlindungan orang yang menderita)

Wednesday, March 07, 2012

Duniamu dan Duniaku

Alam yang kita hidup padanya adalah alam dunia, bagi orang-orang beriman, dunia bukanlah terminal akhir, akan tetapi salah satu halte yang disinggahi untuk selanjutnya harus ditinggalkan meneruskan perjalanan. Hampir semua orang tahu hal ini, namun tidak semua orang yang tahu mau tahu, sebaliknya banyak yang lengah dan lalai, mereka mencari, memakan, mengumpulkan, menumpuk seperti tidak akan pernah meninggalkannya. Menikmati, memamerkan, membanggakan seolah-olah tak pernah berpisah darinya. Padahal dunia hanyalah seperti musafir di bawah terik matahari, dia menemukan sebuah pohon lalu berteduh, bila lelahnya telah hilang, terik sudah berkurang maka dia akan meneruskan langkahnya.

Hikmah Kesengsaraan

Lihatlah buncis dalam periuk, betapa ia meloncat- loncat selama menjadi sasaran api.
Ketika direbus, ia selalu timbul ke permukaan : merintih terus-menerus tiada henti.

"Mengapa engkau letakkan api di bawahku ?
Engkau membeliku: Mengapa kini kausiksa aku seperti ini ?"
Sang isteri memukulnya dengan penyendok
"Sekarang," katanya "jadi benar-benar matanglah kau dan jangan meloncat lari dari yang menyalakan api.

Aku merebusmu, namun bukan karena kau membangkitkan kebencianku ;
sebaliknya, inilah yang membuatmu menjadi lezat
Dan menjadi gizi serta bercampur dengan jiwa yang hidup; kesengsaraan bukanlah penghinaan
Ketika engkau masih hijau dan segar, engkau minum air di dalam kebun: air minum itu demi api ini.

Monday, March 05, 2012

Namaku Kathmandu



Rosario itu masih mengamit di tanganku. Dalam genggamanku dia berputar, sehaluan dengan bait-bait nama Tuhan yang bertasbih dari bibirku. Bibir kering yang terlalu lama tidak disirami air. Liurku juga telah kering, bahkan sering sekali kerongkonganku terasa sakit. Panas membumbung tinggi, matahari seperti sejengkal di atas ubun-ubun.

Rosarioku adalah tasbih yang unik, terukir dari biji-biji korma yang telah dikeringkan. Korma adalah makanan yang disukai nabiku, aku menjadikannya sebagai rosario sebagai bentuk cinta walau aku tetap memakan gandum yang telah menjadi roti. Cuma sesekali aku memakan korma, aku tidak begitu suka dengan sesuatu yang manis kecuali susu dengan tambahan sedikit gula.

Jasad Jiwa Saling Menyapa


Membias dalam sebuah ruang, tak bisa terjangkau oleh akal... 
ada ruang dalam waktu yang membuat seorang hamba meluapkan seluruh rasa .
Seponggah jiwa berkata pada jasad, 
“ringkihkah saat ku ajak engkau terus menyambung sujud ke sujud?”
Tak berkata jasad namun jiwa terus memaksa berkolaborasi,
sungguh... diri terkadang merasa jemu, jasad berdiri kokoh namun jiwa terkujur rapuh...