Sunday, March 06, 2011

Ngelmu Pring - belajar dari lagu "hidup pring"

Pring reketek gunung gamping ambrol
Ati kudu tetep jo nganti uripmu kagol
Pring reketek gunung gamping ambrol
Uripo sing jejeg nek ra eling jebol
 
Pring NDELING
tegese kendhel lan eling
kendhel mergo eling
timbang nggrundel nganti suwing

Pring kui suket
Dhuwur tur jejeg
Rejeki seret
Rasah do bunek

Pring ORI
Urip iku mati
Kabeh sing urip mesti bakale mati

Pring APUS
Urip iku lampus
Dadi wong urip ojo seneng apus-apus

Pring PETUNG
Urip iku suwung
Senajan suwung nanging ojo bingung

Pring WULUH
Urip iku tuwuh
Ojo mung emboh ethok-ethok ora weruh

Pring CENDANI
Urip iku wani
Wani ngadepi ojo mlayu mergo wedi

Pring KUNING
Urip iku eling
Wajib podo eling
Eling marang sing peparing

Pring iku mung suket
Ning omah asale seko pring
Usuk seko pring
Cagak seko pring
Gedhek iku pring
Lincak ugo pring
Kepang cetho pring
Tampare yo mung pring

Kalo, Tampah, Serok asale seko pring
Pikulan, tepas, tenggok digawe nganggo pring
Mangan enak, mancing iwak, walesane yo pring
Jangan Bung aku gandrung jebule bakal pring

Nek ngono pancen penting
Kabeh sing ning nggon wit pring
Pancen penting tumraping
Menungso sing do eling
Eling awake
Eling pepadhane
Eling patine
Lan eling gustine

Wong urip kudu eling
Biso urip seko pring
Tekan titiwancine
Yo digotong nganggo pring
Bali ning ngisor lemah
Podo ngisor oyot pring
Mulane podo eling
Elingo sing peparing

Ora bakal tugel
Mergo iso melur
Keno dinggo mikul
Ning ojo ketungkur

Urip kui abot
Jo digawe abot
Kabeh repot
Sak trek ora amot

Mulane uripmu
Ojo do kaku
Melu do pasraho
Rasah do nesu
Ojo mangu-mangu
Ning terus mlaku
Senajan ro ngguyu
Ojo lali wektu

Kowe bakal biso
Urip rekoso
Ming kudu percoyo
Ugo sregep ndongo
Gusti paringono
Tuwin pangapuro
Marang kawulo
Ingkang kathah lepat lan doso

Ojo nggresulo
Ojo wedi
DIdukung karo gusti
Sing mesthi luwih ngerti
Sing ngatur urip lan mati
Nyukupi rejeki
Paring tentreme ati
Cukup sandang pangan lan papan
Bakal mung ngudi pakarti

Pring reketek gunung gamping ambrol
Ati kudu tetep jo nganti uripmu kagol
Pring reketek gunung gamping ambrol
Uripo sing jejeg nek ra eling jebol

Syair lagu "Ngelmu Pring" Rap Jawa ROTRA



--۞--

Pring reketek gunung gamping ambrol
Bambu “reketek” Gunung Gamping Runtuh
 
Ati kudu tetep jo nganti uripmu kagol
Hati harus tetap jangan sampai hidupmu menyerah 
Pring reketek gunung gamping ambrol
Bambu “reketek” Gunung Gamping Runtuh

Uripo sing jejeg nek ra eling jebol
Hiduplah yang lurus, kalau tidak ingat murtad

Bait diatas adalah sebuah cangkriman (=pantun) yang menjelaskan bawah setiap hati manusia harus tetap dalam keimanan sehingga jangan sampai menyerah dengan godaan dan perilaku maksiat kepada Alloh SWT. Selanjutnya dalam hidup di dunia ini kita harus memilih jalan yang lurus jika tidak ingin keluar dari jalur keselamatan (=Keislaman), sebab Islam sudah diciptakan sebagai agama yang membawa keselamatan untuk umat manusia.
*Untuk penjelasannya tetep dengan bahasa cangkriman dengan mengambil contoh jenis-jenis bambu.


Pring NDELING (bambu jenis 'Ndeling')
tegese kendhel lan eling (artinya berani dan ingat)
kendhel mergo eling (berani karena ingat)
timbang nggrundel nganti suwing (daripada menggerutu hingga lama
) 
Pring kui suket (bambu itu rumput)
Dhuwur tur jejeg (tinggi dan lurus)
Rejeki seret (rezeki yang tersendat)
Rasah do bunek
(jangan sampai frustasi)
Pertama, jenis bambu NDELING yang menjelaskan bahwa hidup ini harus diam dengan eling (=dzikir) kepada Alloh SWT. Berdiam karena mengingat, mengevaluasi atau menghisab diri atas kehidupan yang telah dijalani bukannya malah menggerutu, protes, sehingga tidak bersyukur atas nikmat yang telah didapat. Jika rejeki tidak lancar maka jangan putus asa dan membunuh diri sendiri dengan pikiran-pikiran negatif. Ibarat tanaman bambu yang seperti rumput, tinggi, daunnya sempit dan lurus tidak pernah merasa putus asa diciptakan sebagai sebatang bambu, justru malah bersyukur terhadap apa yang dimilikinya.
Pring ORI (bambu jenis 'ori')
Urip iku mati (hidup itu mati)
Kabeh sing urip mesti bakale mati
(semua yang hidup pasti nantinya mati)
Kedua, jenis bambu ORI. Syair tersebut menggambarkan bahwa segala kehidupan pasti akan mati. Untuk syair ini mari kita berpikir bahwa sesukses-suksesnya orang di dunia, tetapi tidak diiringi dengan kebaikan dalam mencapai kesuksesan atau `memaksa` dirinya untuk melakukan kebaikan dengan kesuksesannya maka dialah orang yang sangat rugi, karena hidup ini hanya untuk mati dan kembali kepada illahi robbi. Dan setiap amalan akan dimintai pertanggungjawaban.
Pring APUS (bambu jenis 'apus')
Urip iku lampus (hidup yang omong kosong)
Dadi wong urip ojo seneng apus-apus
(menjadi orang dikehidupan jangan suka berbohong)
Ketiga, jenis bambu APUS. Bambu ini mengingatkan kepada kita agar dalam hidup ini jangan melakukan kebohongan dalam kehidupan. Menipu, memalsukan bahkan bersaksi palsu adalah salah satu ciri-ciri orang munafik.
Pring PETUNG (bambu jenis 'petung')
Urip iku suwung (hidup itu hampa)
Senajan suwung nanging ojo bingung (meskipun hampa namun jangan bingung)

Keempat, jenis bambu PETUNG. Syair ini berbicara masalah kehidupan dunia yang “suwung” yaitu gila alias edan bin sakit jiwanya. Ya, jaman sekarang memang jaman “suwung” (=gila) jika hatinya “suwung” (=kosong) tanpa iman. Tapi jangan bimbang, bingung dan gak mau tahu, sebaik-baik bekal untuk memperoleh iman adalah ilmu. Karena Ilmu akan mengantarkan amal dan amal akan menambah keimanan seseorang yang pada akhirnya keimanan akan mendekatkan kepada sang Penciptanya.
Pring WULUH (bambu jenis 'wuluh')
Urip iku tuwuh (hidup itu pelajaran)
Ojo mung emboh ethok-ethok ora weruh (jangan hanya tidak mau tahu dan berpura-pura tidak tahu)

Kelima, jenis bambu WULUH. Bambu ini melukiskan agar setiap kita jangan pura-pura tidak tahu sehingga dengan mudah melanggar ketentuan yang sudah digariskanNya. Atau juga termasuk gak mau peduli dengan kehidupan sekitarnya sehingga yang dipikirkannya adalah bagaimana aku bisa hidup enak, makan banyak dan tidur nyenyak.
Pring CENDANI (bambu jenis 'cendani')
Urip iku wani (hidup itu berani)
Wani ngadepi ojo mlayu mergo wedi
(berani menghadapi jangan lari karena takut)
Keenam, jenis bambu CENDANI. Bait ini menginspirasikan kepada kita untuk menjadi generasi berani dan tanggung jawab atas kehidupan kita. Dengan cara apa ??? Ya jalani saja kehidupan yang masih diberikan kepada kita dengan penuh kesyukuran. Apapun yang telah diberikan Alloh SWT kepada kita pasti sesuatu yang terbaik, apapun itu. Kalaupun menurut pandangan kita jelek, tidak sesuai dengan selera bahkan mendatangkan musibah, yakinilah bawah musibah sekalipun itu adalah sebuah anugrah yang patut kita syukuri. Bukannya malah mencari kambing hitam, atau kalau gak ketemu melarikan diri atau malah frustasi dini, depresi trus “ngguya-ngguyu” sendiri. Biasanya ini dilanda oleh kaum pemuda yang sangat cocok dengan karakternya, Masa Muda adalah Masa yang Berapi-Api, begitu kata bang Rhoma Irama.
Pring KUNING (bambu jenis 'kuning')
Urip iku eling (hidup itu ingat)
Wajib podo eling (wajib saling ingat)
Eling marang sing peparing (ingat kepada yang Maha Pemberi)

Ketujuh, jenis bambu KUNING. Syair ini memberikan ilustrasi kepada kita bahwa Alloh-lah yang pantas kita ingat, yang sangat pantas kita mengadu kepadaNya saja karena Dialah tempat bergantung segala sesuatu. Hidup bergantung padaNya, Rejeki bergantung kepadaNya, pun juga nasib seseorang. Oleh karenanya mari kita mendekatkan diri dengan mengingatNya sehingga dimanapun kita berada, dikala sendiri pun tidak kesepian. Kalau sudah dekat pasti muncul Cinta, kalau sudah Cinta mau minta apa aja pasti akan dikasih karena Dia maha Pengasih kepada semua makhluk dan hanya maha Penyayang kepada hambaNya yang beriman.
Pring iku mung suket (bambu itu hanya rumput)
Ning omah asale seko pring (namun rumah asalnya dari bambu)
Usuk seko pring (usuk dari bambu)
Cagak seko pring (tiang dari bambu)
Gedhek iku pring (dinding dari bambu)
Lincak ugo pring (tempat duduk dari bambu)
Kepang cetho pring (kepang tentunya dari bambu)
Tampare yo mung pring (talinya juga dari bambu)
Meskipun Bambu hanyalah jenis tanaman sejenis rumput, namun mempunyai banyak  fungsi, seperti pada bangunan rumah jawa tempo dulu, kita sering menjumpai adanya bambu di bagian sudut bangunan tersebut. Apakah itu yang menjadi usuk, cagak (=tiang), gedhek (=dinding dari anyaman bambu), Lincak (=sofa dari bambu), kepang (=sejenis anyaman bambu tetapi lebih kecil-kecil ukurannya, biasanya untuk alas ketika mencacah daging kurban), tampar (=tali yang dibuat dari “sigaran” atau belahan bambu yang diputer-puter) yang sangat kuat untuk menalikan usuk dengan cagak.
Kalo, Tampah, Serok asale seko pring (kalo, tampah, serok asalnya dari bambu)
Pikulan, tepas, tenggok digawe nganggo pring (pikulan, tepas, tenggok dibuat dari bambu)
Mangan enak, mancing iwak, walesane yo pring (makan enak, memancing ikan, kailnya dari bambu)
Jangan Bung aku gandrung jebule bakal pring
(sayur 'bung' aku suka asalnya juka dari bambu yang masih muda)
Bambu juga mempunyai banyak fungsi untuk peralatan dan perlengkapan, kalau kita melihat ke dapur bisa jadi kita akan melihat perkakas berikut ini : Kalo, Tampah, Serok, Cething/Wakul, Pikulan (maaf gak ada kamus bahasa Indonesianya). Ada tambahan lagi, masih ingat mainan saat kecil ??? pernahkan mancing di sungai ??? untuk menalikan kail kita juga sering menggunakan bambu bahkan setelah mendapat hasil dari mancing, terkadang sampai dirumah kita sudah dibuatkan sayuran “Bung”, bambu muda yang masih empuk dan kalau dimakan kremes-kremes di dalam mulut, memang Istimewa….protein hewani dan nabati jadi satu plus organic lagi, non kimia. Bisa jadi alasan yang tepat, kalau orang-orang dulu suka makan yang organik maka umurnya cukup panjang-panjang.
Nek ngono pancen penting (kalau begitu memang penting)
Kabeh sing ning nggon wit pring (semua yang ada pada tumbuhan bambu)
Pancen penting tumraping (memang penting bagi *mempunyai banyak fungsi)
Menungso sing do eling (jadilah manusia yang selalu ingat)
Eling awake (ingat diri sendiri)
Eling pepadhane (ingat dengan sesama)
Eling patine (ingat kematiannya)
Lan eling gustine (dan ingat Tuhan nya)

Wong urip kudu eling (orang hidup harus ingat)
Biso urip seko pring (bisa hidup dari bambu)
Tekan titiwancine (sampai batas waktunya)
Yo digotong nganggo pring (juga di usung dengan bambu)
Bali ning ngisor lemah (kembali ke bawah tanah)
Podo ngisor oyot pring (sama dengan akar bambu yang di bawah)
Mulane podo eling (makanya selalulah ingat)
Elingo sing peparing (ingat kepada yang Maha Memberi)

Ora bakal tugel (tidak akan patah)
Mergo iso melur (karena bisa melar *elastis)
Keno dinggo mikul (bisa dibuat memikul)
Ning ojo ketungkur (namun jangan terlena)

Urip kui abot (hidup itu berat)
Jo digawe abot (jangan di buat berat)
Kabeh repot (semua sibuk)
Sak trek ora amot (satu mobil truk tidak muat)

Mulane uripmu (makanya hidupmu)
Ojo do kaku (jangan kaku)
Melu do pasraho (pasrahkanlah diri)

Rasah do nesu (tidah usah marah)
Ojo mangu-mangu (jangan ragu-ragu)
Ning terus mlaku (namun teruslah berjalan)
Senajan ro ngguyu (walaupun dengan tertawa)
Ojo lali wektu (jangan lupa waktu)

Kowe bakal biso (kamu nanti bisa)
Urip rekoso (hidup susah)
Ming kudu percoyo (namun harus percaya)
Ugo sregep ndongo (harus rajin berdoa)
Gusti paringono (Tuhan berikanlah)
Tuwin pangapuro (memberi pengampunan)
Marang kawulo (kepada hamba)
Ingkang kathah lepat lan doso (yang banyak salah dan dosa)
Ojo nggresulo (jangan mengeluh)
Ojo wedi (jangan takut)
DIdukung karo gusti (Tuhan selalu membantu)
Sing mesthi luwih ngerti (yang pasti Maha Mengetahui)
Sing ngatur urip lan mati (yang mengatur hidup dan mati)
Nyukupi rejeki (mencukupi rezeki)
Paring tentreme ati (memberi ketentraman hati)
Cukup sandang pangan lan papan (cukup kebbutuhan pakaian, makanan dan tempat tinggal)
Bakal mung ngudi pakarti (akan mendapatkan pahala dan berkah)

Bambu merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki serat paling kuat setelah rotan. Sehingga dengan kekuatan serat tersebut bambu cukup kuat menahan terpaan angin maupun kuat dalam menahan beban diatasnya.

Seburuk-buruknya bambu, masih memiliki tugas mulia yaitu minimal untuk mengangkat kita saat kembali kepada Alloh SWT. Ya, mengangkat kendaraan beroda manusia. Selain itu juga akan menjadi atap rumah 2 x 1 meter saat kita “tidur” beralaskan tanah tandus bertemankan cacing, rayap dan makhluk lainnya. Dan bambu pun setia menemani hingga dirinya lapuk menyatu bersama tanahNya. Lihat betapa tunduknya bambu kepada sang penciptanya. Sedangkan manusia, terkadang karakternya tidak sekeren bambu, bertindak semena-mena, sombong, tidak mau bersyukur atas apa yang diberikan Alloh SWT atau bisa jadi sudah diberi, tetapi ingin meminta yang lebih bahkan merampas kepunyaan milik orang lain.

Bambu tidak pernah mengeluh…
Bambu selalu optimis menghadapi hidupnya
Semakin tinggi, semakin tua, bambu pun semakin menunduk
Kehadirannya pun membawa kenyamanan lingkungan sekitar
Kemanfaatannya pun meringankan beban kehidupan manusia

Hidup ini terkadang susah
Tapi mari kokohkan akar cita-cita kita hingga ke bawah
Hidup ini selalu berubah
Seperti bambu yang tidak kenal menyerah

Mari kita senantiasa mengingat kepadaNya
Sebagai jalan untuk mendapatkan taqwa
Taqwa itu cinta
Cinta menjalankan perintah dan manjauhi laranganNya

Waspadalah !!!
Setiap yang hidup pasti akan mati
Jadikan hidup selalu berarti
Untuk diri, keluarga dan umat ini
Jangan sampai murtad dari jalan ini
Walaupun godaan selalu menggiurkan hati

Bambu adalah Ilmu
Yang tak kan pernah layu
Mengajari tentang hidupmu
Untuk selalu istiqomah selalu
Agar tetap bisa ngguya-ngguyu

--۞--


Ada baiknya kita menyimak filosofi dari pohon bambu bisa menjadi salah satu sumber inspirasi bagi kita semua, itu dapat dilihat dari siklus hidupnya, yang menurut sebagian orang merupakan metafora siklus kehidupan manusia.
  1. Sebelum tumbuh akar bambu lebih dulu mengutkan dirinya sendiri, meskipun berakar serabut, pohon bambu tahan terhadap terpaan angin kencang, dengan kelenturannya dia mampu bergoyang bak seorang penari balet, fleksibilitas itu lah bambu. gerak yang mengikuti arus angin tetapi tetap kokoh berdiri di tempatnya mengajarkan kita sikap hidup yang berpijak pada keteguhan hati dalam menjalani hidup walau penuh cobaan dan tantangan, namun tidak kaku. 
  2. Akar Bambu memiliki struktur yang unik karena terkait secara horizontal dan vertikal, sehingga dia tidak mudah ptah dan mampu berdiri kokoh untuk menahan erosi dan tanah longsor di sekitarnya, hikmah yang dapat kita ambil adalah bahwa agar kita mampu berguna baik untuk diri kita sendiri dan orang lain, sehingga akan membuat hidup kita lebih bermakna dan bermanfaat dalam kehidupan kita.
  3. Bambu juga dapat di simbolkan sebagai sebuah siklus hidup manusia, contohnya setelah tunas tumbuh lalu keluar lah rebung, ini mengajarkan bagaimana kita perlu proses untuk menjadi lebih baik, dengan kesabaran, ketekunan, kegigihan dalam berusaha itu lah yang akan menjadi pintu kesuksesan seseorang, yah walaupun mungkin standar kesuksesan berbeda setiap orang, tapi itu bisa mengajarkan kita bagaimana cara berproses, hidup bukan sesuatu yang instan tapi dia berproses, tinggal bagaimana kita bisa menjadikan proses ini menjadi lebih berguna bagi kita semua.
  4. Kemampuan bambu untuk tumbuh ditempat yang sulit menyebabkan bambu tersebar dalam area yang sangat luas dari kawasan yang terbentang diantara 50 derajad lintang utara dan 47 derajad lintang selatan. Penyebaran yang luas memungkinkan banyak sekali penggunaan bambu untuk tujuan yang berbeda, sumpit di kawasan Asia Timur seperti jepang dan korea, bahan anyaman untuk wadah, perangkap ikan, sampai alat musik dan obor penerangan, ini mengajarkan kita bahwa dimanapun kita berada, dimana bumi dipijak, senantiasa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi lingkungan sekitar kita, sesulit apapun keadaan, tak ada kata menyerah untuk terus tumbuh, tak ada alasan untuk berlama-lama terpendam dalam keterbatasan, karena bagaimanapun pertumbuhan demi pertumbuhan harus diawali dari kemampuan untuk mempertahankan diri dalam kondisi yang paling sulit sekalipun. 
  5. Dari klasifikasinya, bambu tergolong dalam tanaman rumput. Tapi, bambu adalah rumput spektakuler. Tingginya terentang dari 30 cm sampai 30 meter. Ia sebuah tanaman rumput yang unik. Nah, inilah pelajarannya. Meskipun berlatar tanaman rumput, bambu menjadi beda lantaran karakternya. Kegunaan dan caranya bambu mengekspresikan dirinya menjadikan bambu sebagai rumput yang berbeda. Dalam kehidupan pun, latar belakang kita sebenarnya bukanlah penentu. Tetapi, bagaimana kita berupaya mengekpresikan potensi diri, tidak peduli latar belakang yang ada. Itulah yang akhirnya, membuat kita menjadi pribadi yang luar biasa.

referensi:
http://www.4shared.com/audio/XKL8Y2cR/11_ROTRA_-_NGELMU_PRING__SINDH.html
http://learnislam-web.blogspot.com/2010/03/baljar-dari-lagu-hidup-pring.html
http://daunbolong.wordpress.com/2009/08/17/filosofi-hidup-yang-lain-filosofi-bambu/
http://myshinyfireflies.blogspot.com/ <=== (mksih May yg dah bantu translate bhs Jawa)

No comments:

Post a Comment