Diantara pikuk kota
kau sepikan aku lintas senyum
gerah kin gundah terhalang wajah
oh.. terikpun tersipu sapuan sapamu
simpang lima pukul satu tepatnya
seperti kau janjikan
parau cekik dahaga usai sudah
...dan berlenggang
telusuri kata pernah tawa, luka sangsara
sesekali menipuk awan
menawang hujan
gelintir pelangi sana sini
lihat lah lari kecil di aspalan
masih mengikuti jejak tanah bekas
tengoklah julang gedung bertuan
hasil roboh gubuk lusuh kesabaran
belukar yang dulu kekar
berilalang pucuk pucuk kembang
pertemuan yang sungguh
gambaran tak terpikirkan
bentang waktu menggerutu ulur rindu
menajajah ranah penantian
di selang itu
tlah lihai jemari kita menyulam jelaga
begitu fasih mengulum tasbih
semilir senja hilir menyapa
luruh tuangkan teh kau seduh
menatap tipis lamis ceritamu
yang tak pernah usang bagiku
lengking kucing jalanan
cerawak liar menjajakan cacian
riuh pengamen sudut perempatan
deru deru mesin berhamburan
menjadi harmoni pertemuan ini
simpang lima pukul berapa kah lupa
oh....terlena
No comments:
Post a Comment